Hadiri Perayaan Natal, Mensesneg Ingat Masa Kecil di Yogyakarta

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 8 Januari 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 19.809 Kali
Perayaan Natal Oikumene 2016 Lembaga Kepresidenan dan Kementerian Koordinator, di Gedung Krida Bakti, Jakarta, Minggu (8/1) malam. (Foto: Humas/Jay)

Mensesneg Pratikno memberikan sambutan pada Perayaan Natal Oikumene 2016 Lembaga Kepresidenan dan Kementerian Koordinator, di Gedung Krida Bakti, Jakarta, Minggu (8/1) malam. (Foto: Humas/Jay)

Saat menghadiri Perayaan Natal Oikumene 2016 Lembaga Kepresidenan dan Kementerian Koordinator, di Gedung Krida Bakti, Jakarta, Minggu (8/1) malam, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno mengenang kehidupan masa kecilnya yang damai dan indah di Yogyakarta.

Ia menceritakan bagaimana rumah orangtuanya tidak pernah dikunci dan selalu ramai oleh tetangga yang ingin menonton televisi bersama-sama.

“Itu 24 jam tidak pernah dikunci karena tetangga-tetangga pada berdatangan nonton TV bareng-bareng, lebih meriah. Jadi nobar itu tiap malam kalau di kampung saya,” kenangnya.

Mensesneg juga mengisahkan saat itu dirinya setiap pagi harus mengisi kendi air minum yang berada di depan rumahnya yang boleh diminum siapa saja.

Juga saat di mana ia diminta oleh Ibunya untuk memetik sayur di rumah tetangga dan begitu juga tetangganya memetik sayur di rumahnya.

Pratikno menceritakan pohon asam yang ada di kebun miliknya, yang hanya boleh dipetik sedikit untuk pribadi, walaupun pohon asam itu milik keluarganya.

Hal itu karena buah asam yang ada, diperuntukkan kepada keluarga kurang mampu yang ada di kampungnya, agar bisa dijual oleh tetangganya yang membutuhkan, sehingga bisa memenuhi kebutuhan ekonominya.

“Yang ingin saya katakan adalah, itu adalah situasi yang sangat indah, yang damai. Tidak takut, tidak takut ada pencuri, tidak takut ada teroris, alangkah indahnya hidup ini,” ungkap Pratikno.

Pratikno menjelaskan, ia menjadikan rumahnya sebagai contoh sebuah kepercayaan. “Rumah kami tanpa pagar, pagarnya adalah kepercayaan antar kita, toleransi, kebersamaan, dan tentu saja adalah berbagi. Berbagi apa saja yang kita punya dalam kadar yang terukur,”ujarnya.

Kepada pejabat dan pegawai yang hadir dalam acara tersebut, Mensesneg mengatakan, masyarakat seharusnya semakin maju dalam hal kedamaian dan kesejahteraan. Ia meyakini, kemajuan itu akan membawa hidup ini semakin damai dan sejahtera.

Untuk itu, Mensesneg mengajak agar pejabat dan pegawai yang hadir bersama-sama berbagi dan adil dalam kehidupan sosial.

“Itu adalah PR (pekerjaan rumah) kita bersama, apalagi kita berada di lingkungan kepresidenan dan Kemenko, bagaimana kita menjabarkan dalam kebijakan, mulai dari sesama di antara kita, dan tentu saja untuk kemanusiaan seluruh dunia, terutama anak-anak bangsa Indonesia,” pesan Pratikno.

Dalam acara tersebut, Renungan Natal dibawakan oleh Romo RD V. Adi Prasojo dan Doa Syafaat oleh Ibu Sandra Sormin Sihasale.

Kidung Natal dikumandangkan oleh paduan suara (PS) yang terdiri dari PS Lembaga Kepresidenan, PS HKBP Menteng, PS Ashira GKI Maleo Raya, GPIB Samaria, PS Pangudi Luhur Youth Choir, PS IL Cantante Choir, dan PS Khitara GPIB Petrus.

Hadir dalam perayaan tersebut di antaranya anggota Dewan Pertimbangan Presiden Sri Adiningsih, Menteri Perdagangan Engartiasto Lukita, serta para pejabat dan keluarga besar Kementerian/Lembaga Kepresidenan dan Kementerian Koordinator. (FID/ES)

Berita Terbaru