Hadiri Silaknas ICMI, Presiden Jokowi Dorong Pembangunan Pelabuhan Berskala Besar

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 6 Desember 2014
Kategori: Berita
Dibaca: 23.566 Kali
Presiden Jokowi membuka Silaksanas ICMI di Gorontalo, Jumat (5/12) malam

Presiden Jokowi membuka Silaksanas ICMI di Gorontalo, Jumat (5/12) malam

Setelah menghadiri apel Komandan Satuan (Dansat) TNI AD 2014 di Kota Waringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah (Kalteng), Jumat (5/12) siang, Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ibu Negara Iriana Widodo beserta rombongan melanjutkan perjalanan ke Kota Gorontalo, Provinsi Gotontalo, untuk membuka Silahturahmi Kerja Nasional Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (Silaknas ICMI) 2014 pada malam harinya.

Di hadapan peserta yang memenuhi aula Universitas Negeri Gorontalo, Presiden Jokowi menyambut baik tema yang diusung dalam Silaknas ICMI 2014 yaitu “Penataan Kembali Sistem Berbangsa dan Bernegara untuk Kesejahteraan Rakyat”. Terlebih, dalam Silaknas tahun 2011, ICMI sudah mendeklarasikan Hijrah Moral, yang sebetulnya mirip-mirip dengan Revolusi Mental.

“Memang problema besar kita saat ini adalah masalah mentalitas dan moralitas, integritas, masalah bersih dan tidak bersih dan juga yang berkaitan dengan daya juang, percaya diri, selalu kurang percaya diri,” kata Presiden.

Dalam kesempatan itu, Presiden mendorong pembangunan pelabuhan berskala besar dengan luas lahan di atas 500 hektare dengan harapan mampu mengikuti peningkatan kapasitas angkut hingga 50 tahun mendatang.

“Jangan berbicara pelabuhan, sekarang rata-rata luas lahan pelabuhannya hanya 6 hektare, 8 hektare, 25 hektare, tidak bisa seperti itu, jangkauannya harus untu 100 tahun ke depan,” kata Jokowi seraya menyebutkan, pemerintah akan memprioritaskan membantu pembangunan pelabuhan dengan lahan di atas 500 hektare.

Presiden Jokowi meminta Pemerintah Daerah menyiapkan lahan minimal 500 hektar. “Kalau ada 2000 hektar, ituclebih bagus dan akan kita prioritaskan karena harus terintegrasi dengan power plant dan lainnya,” tegasnya.

Pemerintah, kata Presiden, dengan anggaran hasil dari penghematan subsidi bahan bakar minyak, peningkatan pajak dan efisiensi akan membangun 24 pelabuhan.

Presiden menilai, pelabuhan seperti Tanjung Priok susah mengembangkannya karena kiri kanan sudah penuh dengan rumah penduduk. Adapun di Kalimantan Tengah (Pangkalan Bun tadi), Jokowi mengaku bingung, karena yang satu luas lahannya 8 hektar dan satu lagi 50 hektar. “Nggak bisa seperti itu, visi harus untuk 50-100 tahun ke depan,” tutur Jokowi.

Presiden menegaskan bahwa semua pihak harus memiliki visi yang sama untuk mengembangkan berbagai sektor termasuk pelabuhan. Ia mengingatkan, garis pembangunan harus berjalan dari pusat kemudian Provinsi hingga Kabupaten dan Kota.

“Jangan sampai ada perintah ke Utara ada yang berjalan ke Timur dan Barat. Nggak akan maju, visi harus sama, tidak hanya untuk 5 tahun hingga 10 tahun ke depan tapi harus 100 tahun ke depan,” kata Presiden.

Illegal Fishing

Di bidang sektor kelautan, Presiden Jokowi memaparkan tentang pencurian ikan (illegal fishing). Ia bahkan bercerita tentang upayanya atau instruksinya untuk menenggelamkan kapal maling ikan.

“Saya perintahkan untuk tenggelamkan, tapi kok enggak ditenggelemin, padahal saya yang perintahkan. Panglima tertinggi loh. Tadi siang akhirnya sudah ada yang ditenggelamkan, ada 3 atau berapa,” ujar Jokowi disambut tawa hadirin.

Presiden meminta ICMI dan seluruh peserta Silaknas untuk menyumbangkan pikirannya dari hasil Silaknas ini, karena penataan kembali atau revolusi mental memang harus dilakukan untuk kesejahteraan rakyat.

Hadir dalam pembukaan Silaturahmi Nasional ICMI tersebut para tokoh gerakan cendekiawan muslim tersebut antara lain Ketua MPR Zulkifli Hasan, Jimly Asshidiqie, Ilham Habibie dan Marwah Daud Ibrahim.

Sementara Presiden Jokowi didampingi oleh Ibu Negara Iriana, Menteri Perdagangan Rahmat Gobel, Mensesneg Pratikno dan Gubernur Gorontalo Rusli Habibie. (RAM/ES)

Berita Terbaru