Hari Guru Nasional 2016, Seskab: Guru Selalu Jadi Cahaya atau Pelita Kemajuan Bangsa

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 25 November 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 18.928 Kali
Sekretaris Kabinet Pramono Anung memberi pernyataan di Hari Guru Tahun 2016 (25/11). (Foto: Humas/Jay)

Sekretaris Kabinet Pramono Anung memberi pernyataan tentang Hari Guru Tahun 2016 (25/11). (Foto: Humas/Jay)

Sebuah bangsa akan maju apabila guru-gurunya bisa menjadi panutan untuk menuntun anak didik. Pernyataan ini disampaikan oleh Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung saat ditanya tentang alasan mengapa gerakan Ayo Hormati Guru dalam rangka Hari Guru Nasional 2016 pada Jumat, 25 November penting dilakukan.

“Guru adalah cahaya, pelita, yang menuntun anak didik kita untuk menjadi pemimpin di kemudian hari, dengan tantangan zaman yang akan berbeda,” kata Mas Pram, panggilan akrab Pramono Anung, di ruang kerjanya lantai 2 Gedung III Kemensetneg, Jakarta, Kamis (24/11) sore.

Dibesarkan oleh orang tua yang berprofesi sebagai guru, Seskab Pramono Anung meyakini bahwa orang yang dibesarkan oleh seorang guru akan menjadi orang yang ingin dirinya menjadi panutan bagi orang lain. “Sehingga ada role model pada dirinya,” ujarnya.

Hingga sekarang, Pramono mengaku masih mengingat nasehat atau petuah dari guru yang juga menjadi orang tuanya. “Satu, kamu harus disiplin, yang kedua, tinggalkan nama baik untuk anak-anakmu. Ini maknanya dalam,” kata Pramono mengenang.

Meninggalkan nama baik itu, lanjut Seskab, berarti menjaga diri dari banyak hal, terutama ketika mempunyai jabatan. Misalnya, dengan tidak melakukan korupsi.

Dari waktu ke waktu, Seskab mengaku terus mencoba kalau ada waktu untuk kembali ke sekolah untuk mengingat kembali peran guru dan sekolah yang menjadikan kita sampai dengan pada hari ini.

Sebagai anak seorang guru, Seskab memahami dan mengetahui bagaimana peran guru dalam membesarkan, mendidik, merawat, membangun cita-cita, dan juga membuat anak terinspirasi untuk maju.

“Untuk itu, tentunya kita harus menghormati para guru. Tetapi tidak cukup dengan sekedar menghormati, harus memberikan juga ruang guru untuk melakukan kreasi,” tutur Pramono.

Mengenai tantangan guru di era modern saat ini, Seskab Pramono Anung mengatakan, guru seyogyanya diberikan ruang untuk tidak semata-mata memberikan pengajaran yang bersifat normatif, tetapi juga hal yang inspiratif, tuntunan, dan bimbingan.

Seskab berharap semoga ke depan, peran guru menjadi semakin signifikan untuk menjadi penopang membawa cahaya pelita bangsa ini menjadi lebih baik. Karena guru berperan untuk melahirkan anak didik menjadi lebih baik.

Seskab juga meyakini bahwa siapapun tidak bisa seperti saat ini tanpa peran guru. “Guru bukan seorang yang menciptakan sesuatu dilihat dari produknya, tetapi bagaimana anak didik yang diajarkan itu menjadi pemimpin-pemimpin bangsa di kemudian hari,” tegasnya.

Menurut Seskab, saat ini pemerintah akan mengupayakan guru tidak terbebani dengan program-program yang berlebihan, yang dari waktu-waktu menjadi beban guru, dan anak didiknya.

“Sekarang ini yang menjadi beban adalah beban administrasi yang terlalu berlebihan, SPJ (Surat Pertanggungjawaban Jalan) yang terlalu berlebihan. Sehingga guru waktunya habis hanya untuk menyelesaikan SPJ,” ujar Seskab seraya menyampaikan bahwa pemerintah akan memotong rantai administrasi penyelesaian SPJ itu. (RMI/ES)

Berita Terbaru