Hari Konservasi Alam Nasional 2017 Digelar di Taman Nasional Baluran

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 11 Agustus 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 16.726 Kali
Staf Ahli Menkominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa menerima cinderamata dari Kepala Biro Humas Kementerian LHK di Hotel Santika, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (11/8). (Foto: Humas/Dhany)

Staf Ahli Menkominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa menerima cinderamata dari Kepala Biro Humas Kementerian LHK di Hotel Santika, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (11/8). (Foto: Humas/Dhany)

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyelenggarakan Forum Tematik Badan Koordinasi Hubungan Kemasyarakatan (Bakohumas) di Banyuwangi, Jawa Timur, 11-13 Agustus 2017.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian LHK, Jati Wicaksono Hadi, mewakili Sekretaris Jenderal Kementerian LHK, menyampaikan bahwa prinsip keberlanjutan, reformasi agraria, keberpihakan pada masyarakat, produksi hutan lestari, pengembangan energi baru dan terbarukan, kesadaran lingkungan dan sukarelawan menjadi pegangan dalam menjalankan program.

Untuk memperingati, lanjut Jati, Hari Konservasi Alam Nasional 2017 yang bertepatan dengan Hari Konservasi Alam Nasional, tahun ini mengangkat tema Konservasi Alam-Konservasi Kita. Peringatan ini, tambah Jati, sesuai Keputusan Presiden Nomor: 22 Tahun 2009 tentang Hari Konservasi Alam Nasional, merupakan upaya untuk memasyarakatkan konservasi alam secara menyeluruh.

“Tahun ini diselenggarakan di Taman Nasional Baluran, Kabupaten Situbondo, yang memiliki sistem ekosistem savana yang khas sehingga disebut dengan Little Africa van Java,” ungkap Jati.

Nawacita

Sementara dalam sesi diskusi, Kepala Biro Humas Kementerian LHK Jati Wicaksono Hadi menyampaikan, bahwa Nawa Cita yang terkait Kementerian LHK adalah:

  1. Membangun Indonesia dari pinggiran;
  2. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik;
  3. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum; dan
  4. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di Pasar Tradisional.

Beberapa permasalahan yang ditangani oleh Kementerian LHK, menurut Jati, eksploitasi dan konflik pemanfaatan sumber daya alam (SDA) yang belum diiringi peningkatan kesejahteraan masyarakat, menurunnya hutan dan laut sebagai sumber daya, kehilangan habitat dan degradasi, erosi, serta kontaminasi air minum.

Jati menyampaikan bahwa Indonesia memiliki 54 Taman Nasional (TN) dari mulai TN Gunung Leuser, Aceh hingga TN Wasur di perbatasan Papua Nugini. Sedangkan TN baru adalah Zamrud dan Gandang Dewata.

“Ayo ke Taman Nasional menjadi jargon Kementerian LHK untuk menyampaikan pesan konservasi dan wisata alam kepada masyarakat,” tutur Jati.

Saat menyampaikan pengelolaan Taman Nasional Baluran, drh. Supriyanto mewakili Kepala Balai TN Baluran menyampaikan bahwa upaya untuk meningkatkan kebutuhan ketersediaan air yakni kubangan alami (pengecekan secara rutin kualitas dan debit air) dan kubangan buatan (pengisian saat musim kemarau).

“Untuk melakukan pelestarian hewan dilakukan dengan melakukan bredding semi alami dan monitoring banteng,” tutur Supriyanto.

Soal pengendalian kebakaran hutan, Supriyanto sampaikan bahwa luas kebakaran selama lima tahun terakhir terus menurun.

“Wisatawan yang mengunjungi TN Baluran pada tahun 2016 dari domestik sebanyak 91.623 sedangkan dari mancanegara sebanyak 1.193,” tutur Supriyanto.

 

Acara Bakohumas Kementerian LHK di Banyuwangi kali ini selain dilakukan dengan metode diskusi juga dengan studi lapangan ke Taman Nasional Baluran. Agenda yang akan berlangsung dimulai sejak 11-13 Agustus 2017.

Turut hadir dalam acara kali ini Staf Ahli Menkominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa, Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi, dan perwakilan humas kementerian/lembaga. (EN/DAN/ES)

Berita Terbaru