Harkitnas 2016: “Bukan Lagi Merdeka Atau Mati, Tapi Bagaimana Memenangkan Kompetisi ”

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 20 Mei 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 23.935 Kali
Seskab Pramono Anung

Seskab Pramono Anung

Hakekat Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) Tahun 2016 pada Jumat, 20 Mei ini, memberi beragam makna bagi sejumlah Menteri Kabinet Kerja dengan cara yang berbeda. Ada yang mengingatkan, bahwa kebangkitan bangsa Indonesia saat ini bukan lagi persoalan merdeka atau mati, ada juga yang mengingatkan pentingnya pembangunan pemuda yang berkualitas sehingga mereka mampu berkarya untuk memajukan bangsa.

Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengatakan, kebangkitan bagi bangsa Indonesia saat ini bukan lagi persoalan merdeka atau mati, tetapi  adalah hal bagaimana dalam era kompetisi ini bangsa Indonesia bisa menjadi bangsa yang memenangkan pertarungan global.

Seskab mengingatkan, persoalan kita yang paling utama ini adalah bagaimana melakukan perang terhadap kebodohan, intoleransi, kesejahteraan, dan membuat bangsa ini adalah bangsa yang memenangkan pertarungan pada tingkat global. “Itulah yang harus dimaknai dari kebangkitan pada saat ini,” tuturnya.

Menurut Seskab, masa depan bangsa ditentukan oleh pemuda kita, dan merekalah yang akan menjadi pemimpin. Merekalah yang akan mendapatkan estafet kepemimpinan di kemudian hari.

“Untuk itu, kalau bangsa  ini akan memenangkan pertarungan, yang lebih penting lagi adalah mempersiapkan para pemudanya untuk mereka menjadi petarung pada dunia global di era kompetisi, sehingga mereka bisa menjadi bangsa yang memenangkan pertarungan di tingkat global,” kata Pramono.

Sementara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan, Kebangkitan Nasional terjadi karena adanya orang-orang yang terdidik. “Pendidikan mengantarkan seseorang pada wawasan baru, perilaku baru, dan Indonesia perlu diingatkan bahwa pendidikan adalah kunci dari perubahan ,” tuturnya.

Adapun Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Hanif Dhakiri mengemukakan, Kebangkitan Nasional adalah momentum ngepoin bangsa, ngepoin Indonesia.

“Kepo terhadap negara itu ajib, gak keren kalau kita nggak kepo terhadap masa lalu untuk tahu sejarah. Kita juga harus kepo terhadap masa depan kita agar kita tahu arah mau dibawa kemana kapal bangsa ini mau dibawa ke masa depan ,” pesan Menaker.

Beri Ruang Gerak

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengatakan, Kebangkitan Nasional di Indonesia merupakan bentuk aktualisasi diri, sekaligus realisasi diri segenap rakyat Indonesia setelah melakukan dzikir sosial atas bimbingan para ulama dan local genius untuk meretas Kemerdekaan RI yang hakiki.

Sementara Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawa mengatakan, pemuda harus diberi ruang gerak yang luas dan bebas untuk melakukan improvisasi dan inovasi dalam memberi maka baik bagi sejarah diri, keluarga dan masa depannya.

Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengatakan, Kebangkitan Nasional dimulai dari pembangunan para pemuda yang berkualitas dan berdaya saing tinggi, sehingga mampu berkarya memajukan bangsa .

Sementara Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengemukakan, Kebangkitan Indonesia sebagai negara besar, berangkat dari kebangkitan ide, kreativitas, kedisiplinan anak muda untuk menciptakan pemuda Indonesia yang siap bertarung di kancah persaingan global. (DNA/ES)

 

Berita Terbaru