Harus Ciptakan Lapangan Kerja, Presiden Jokowi: Pembangunan Infrastruktur Jangan Gunakan Barang Impor

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 7 November 2019
Kategori: Berita
Dibaca: 686 Kali

Presiden Jokowi didampingi Seskab Pramono Anung meninjau salah satu stand pada Konstruksi Indonesia 2019, di Indoor Hall B JI-Expo Kemayoran, Rabu (6/11) siang. (Foto: Agung/Humas)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan bahwa pembangunan infrastruktur harus menciptakan lapangan kerja dan menyerap produk-produk dalam negeri.

“Ini saya ingatkan, jangan sampai pembangunan infrastruktur terlalu banyak menggunakan barang-barang import dan meninggalkan kelas UKM (Usaha Kecil Menengah) kita,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada Pembukaan Konstruksi Indonesia 2019, di Indoor Hall B JI-Expo Kemayoran, Rabu (6/11) siang.

Kepala Negara meminta agar para pengusaha yang bergerak di bidang konstruksi mengajak mereka (pengusaha UKM, red) bekerja dalam pembangunan ini, juga meningkatkan kualitas penggunanya dan diharapkan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

“Saya minta agar produksi dalam negeri betul-betul menjadi perhatian yang serius, agar pembangunan infrastruktur besar-besaran ini mendongkrak industrialisasi dalam negeri. jadi efeknya pada pembangunan industrialisasi di dalam negeri kita,” tegas Kepala Negara.

Pemerintah, lanjut Presiden, menyediakan alat berat produksi dalam negeri, kebutuhan baja produk dalam negeri dan berbagai kebutuhan material dan bahan baku lainnya dari dalam negeri sehingga sektor konstruksi bisa berkontribusi dalam menurunkan defisit neraca transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan.

BUMN Jangan Ambil Semua

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan keberhasilan dalam pembangunan infrastruktur pada akhirnya pasti terkait dengan kesiapan pendanaan. Ia menyebutkan bahwa tidak mungkin semua infrastruktur yang mau dibangun bergantung pada APBN.

Karena itu, harus kreatif financing seperti Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha (KPBU), alu ada PINA (Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah) dan yang lain-lainnya. Untuk daerah-daerah yang Internal  Rate of Return (IRR)-nya rendah, menurut Presiden, biar pemerintah yang menangani karena ini biasanya swasta tidak mau menyentuhnya.

“Selalu saya sampaikan, tolong tawarkan berikan prioritas pada swasta dulu, kalau swasta nggak mau, silakan BUMN mengerjakan, terutama yang internal rate of return-nya rendah karena ada suntikan payment. Kalau BUMN nggak mau dikerjakan oleh pemerintah,” jelas Presiden.

Presiden mengingatkan juga agar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) jangan ambil semuanya. Ia menambahkan untuk memberikan ruang bagi swasta termasuk para pengusaha lokal untuk terlibat dalam pembangunan infrastruktur ini.

“Ini selalu banyak sekali kontraktor lokal provinsi, kabupaten/kota berkeluh kesah kepada saya, “pak kok semuanya diambil BUMN?”. Saya sudah perintahkan ini, tidak sekali dua kali. Dan saya harapkan 5 tahun ke depan peran swasta, peran kontraktor lokal betul-betul bisa diberikan ruang yang sebesar-besarnya,” tegas Presiden seraya menyampaikan keyakinannya, dengan semangat kolaboratif Indonesia akan mampu mengejar ketertinggalan pembangunan infrastruktur ini.

Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monarfa, dan Ketua KADIN Rosan Roeslano. (MAY/TEG/AGG/ES)

Berita Terbaru