Harus Ubah ‘Mindset’, Presiden Jokowi Minta Pengusaha Muda Tidak Tergantung Proyek APBN

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 16 September 2019
Kategori: Berita
Dibaca: 662 Kali

Presiden Jokowi didampingi Seskab Pramono Anung dan sejumlah pejabat menghadiri Pembukaan Munas XVI HIPMI, di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (16/9) pagi. (Foto: Jay/Humas)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, bahwa pemerintah akan terus bekerja keras untuk menyingkirkan semua hambatan-hambatan investasi, agar bersamaan dengan revolusi konsumen tahun depan, serta benar-benar bisa menjadi magnet investasi dan mengalahkan negara-negara lain.

Namun demikian, Presiden mengingatkan, bahwa agar berhasil semua upaya itu bukan hanya pemerintah yang harus bekerja keras. Mindset pengusaha muda juga, menurut Presiden Jokowi, harus berubah total.

“Pengusaha muda kita jangan hanya menjadi pengusaha yang tergantung pada APBN, proyek APBN, maupun proyek-proyek APBD. Itu memang perlu, iya. Tetapi bidang-bidang yang di luar itu juga perlu dimasuki agar tidak dimasuki oleh pengusaha-pengusaha dari luar yang masuk ke Indonesia,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada Pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) XVI Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (16/9) pagi.

Pengusaha muda Indonesia, lanjut Kepala Negara, harus menjadi pengusaha pembelajar yang selalu berinovasi, menjadi pengusaha yang haus teknologi, menjadi pengusaha yang berdaya saing global.

“Kita harus menjadi tempat lahirnya new emerging multinational business. HIPMI memiliki peluang besar untuk masuk ke sini,” tegas Kepala Negara seraya berharap HIPMI akan menjadi himpunan para inovator, himpunan para pengusaha muda kelas dunia, dan himpunan para pemenang dalam kompetisi global.

Minta 20 Nama Pengusaha

Terkait pernyataan Ketua Umum HIPMI Bahlil Lahaladia mengenai perlunya tumbuh konglomerat-konglomerat baru, Presiden Jokowi dalam kesempatan itu mengingatkan, bahwa 3 tahun yang lalu dirinya sudah meminta kepada HIPMI, kepada Kadin agar diberikan 20 nama.

“Tapi sampai sekarang saya belum dapat 20 nama itu. saya enggak tahu apakah masih dalam proses seleksi atau dalam proses yang  lainnya,” kata Presiden Jokowi yang disambut senyum para peserta Munas XVI HIPMI.

Namun demikian, Presiden Jokowi mengakui perlunya muncul konglomerat-konglomerat baru di negara kita. Peluang itu, menurut Presiden, sangat besar sekali ada. Dan diakuinya, pemerintah perlu turun tangan, memberikan jalan, memberikan peluang-peluang yang ada kepada mereka.

Menurut Presiden, pemerintah akan terus memperkokoh kelembagaan kabinet yang mengurus investasi yang mampu membujuk investor untuk menciptakan berbagai macam spillover.

“Kita tidak menginginkan investasi global yang hanya mengeksploitasi bangsa kita, ndak. Tidak akan seperti itu. pemerintah akan memperkokoh kelembagaan kabinet untuk memperkuat riset dan teknologi yang mampu menyediakan teknologi agar pengusaha-pengusaha muda bisa menjadi mitra strategis bagi investor-investor global dalam industri teknologi tinggi di dunia sekarang ini,” ungkap Presiden Jokowi.

Pemerintah, tegas Presiden, akan terus memperkokoh kelembagaan dan kebijakan di bidang perindustrian yang memfasilitasi dengan cepat tumbuhnya industri supply chains dari investasi global.

“Kita akan mempercepat industrialisasi nasional dengan cara-cara ini. Hilirasi sangat-sangat penting sekali saat ini,” ucap Presiden seraya menambahkan, pemerintah akan memperkokoh kelembagaan dan kebijakan perdagangan yang bukan saja piawai membuka pasar global tetapi juga melindungi pengusaha nasional dari kompetisi dunia yang tidak fair.

Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Ketua DPD RI Oesman Sapta, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo, Jaksa Agung Prasetyo, dan Ketua Umum HIP Bahlil Lahaladia. (FID/JAY/ES)

Berita Terbaru