Hasilnya Memuaskan, Yuli Ajak Australia Lanjutkan Kerja Sama Pengembangan Penerjemah Pemerintah

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 2 November 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 17.720 Kali
Deputi Bidang DKK, Yuli Harsono, berfoto bersama peserta pelatihan penerjemah di Monash University, Melbourne, Australia, Kamis (2/11). (Foto: Humas/Dhany)

Deputi Bidang DKK, Yuli Harsono, berfoto bersama peserta pelatihan penerjemah di Monash University, Melbourne, Australia, Kamis (2/11). (Foto: Humas/Dhany)

Deputi Sekretaris Kabinet (Seskab) Bidang Dukungan Kerja Kabinet (DKK), Yuli Harsono, mewakili Sekretaris Kabinet menghadiri penutupan program pelatihan penerjemahan bagi Pejabat Fungsional Penerjemah Pemerintah Indonesia yang diselenggarakan oleh Pemerintah Australia di Monash University Melbourne.

“Saya mewakili Sekretaris Kabinet Republik Indonesia, Dr. Pramono Anung, merasa senang menghadiri acara penutupan program pelatihan penerjemahan di institusi akademik bergengsi dan terkemuka di dunia, yaitu Monash University,” kata Yuli Harsono saat memberikan sambutan, di kawasan kantor Monash University, Melbourne, Australia, Kamis (2/11) malam.

Menurut Yuli Harsono, salah satu tugas dan fungsi Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Dukungan Kerja Kabinet adalah mempersiapkan dan menerjemahkan dokumen resmi Kepresidenan serta melakukan pembinaan terhadap para Penerjemah Pemerintah Indonesia.

Dari tahun 2016 dan seterusnya, lanjut Yuli, Sekretariat Kabinet menekankan pelaksanaan tugasnya sebagai Instansi Pembina Penerjemah-penerjemah Pemerintah Indonesia.

Sebagai Instansi pembina Penerjemah Pemerintah Indonesia, Yuli Harsono mengungkapkan, Sekretariat Kabinet terus berkomitmen untuk meningkatkan penerjemah pemerintah Indonesia secara kuantitas maupun kualitas.

Ia menyebutkan, saat ini Sekretariat Kabinet mengelola dan membina 173 penerjemah yang berasal dari 51 instansi pemerintah pusat dan 22 pemerintah daerah. “149 dari 173  orang menerjemahkan dari dan ke bahasa Inggris, sisanya memiliki latar belakang bahasa Arab, Belanda, Prancis, Jerman, Jepang, Mandarin, dan bahasa daerah,” ungkapnya.

Sedangkan dari segi kualitas, menurut Deputi DKK Seskab itu, Sekretariat Kabinet menyadari sepenuhnya pentingnya meningkatkan kompetensi Penerjemah Pemerintah. Namun, untuk menghasilkan Penerjemah yang berkualitas tidak dapat dicapai dalam semalam, melainkan memerlukan usaha jangka panjang, baik nasional maupun internasional.

“Untuk tujuan ini, Sekretariat Kabinet melakukan pelatihan teknis penerjemahan sejak tahun 2016, kami juga melatih para Penerjemah Pemerintah Indonesia ke luar negeri,” sambung Yuli.

Lebih lanjut, Yuli Harsono mengungkapkan, Penerjemah Pemerintah Indonesia telah berkontribusi dan memainkan peranan penting, baik di tingkat instansi daerah maupun di tingkat nasional. Sebanyak 35 penerjemah dari seluruh Indonesia telah menerjemahkan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris lebih dari 600 halaman dokumen yang berkaitan dengan investasi.

“Mereka berperan membantu menaikkan peringkat Indonesia dalam daftar Ease of Doing Business (EoDB) yang dikeluarkan oleh Bank Dunia, dari ranking 106 di tahun 2016 naik ke ranking 91 pada tahun 2017,” ungkap Yuli.

Karena itu, atas nama Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, Yuli Harsono menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) dan Kedutaan Besar Australia di Indonesia atas dukungan kerja sama terlaksananya program pelatihan ini.

“Ke-12 peserta telah mengatakan kepada saya bahwa program pelatihan ini telah berhasil meningkatkan kemampuan penerjemahan dan penjurubahasaan mereka. Oleh karena itu, program ini layak dipertimbangkan oleh DFAT untuk terus berlanjut di masa depan,” kata Yuli.

Selain itu, Yuli Harsono juga menyampaikan apresiasi kepada Monash University, khususnya kepada Fakultas Humaniora, serta seluruh staf pengajar, atas kesuksesan dalam menyelenggarakan program pelatihan ini. “Ke-12 peserta sangat puas karena dilatih oleh pengajar yang kompeten, dan berpengalaman di bidangnya masing-masing,” tambahnya.

Yuli Harsono juga mengucapkan selamat kepada 12 peserta yang telah berhasil menyelesaikan pelatihan meskipun berada jauh dari keluarga. “Saya percaya Anda memperoleh banyak pengetahuan dan pengalaman yang akan sangat membantu dalam mengembangkan karir di masa depan,” imbuhnya.

Mengakhiri sambutannya, Yuli Harsono mengajak Pemerintah Australia terus melanjutkan kerja sama dalam mengembangkan Penerjemah Pemerintah Indonesia melalui program pelatihan. “Mari kita jadikan kerja sama di bidang pendidikan sebagai simpul yang mengikat hubungan Australia dan Indonesia lebih dekat lagi di tahun-tahun mendatang,” pungkasnya.

Mendampingi Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Dukungan Kerja Kabinet dalam kesempatan itu adalah Asisten Deputi Bidang Naskah dan Terjemahan Eko Harnowo, Asisten Deputi Bidang Pelaporan Persidangan Heru Priyantono, dan Kepala Bidang Pengelolaan dan Pengembangan Jabatan Fungsional Penerjemah, Conakry Marsono.

Tampak hadir dari Monash University diantaranya Direktur Program Pelatihan Penerjemahan, Dr. Marc Orlando, Dekan Fakultas Humaniora, Profesor Sharon Pickering, Wakil Rektor Monash University, Profesor Abid Khan. (DAN/ES)

Berita Terbaru