How do global liquidity phases manifest themselves in Asia?
|
|||||||||||||||||||
Deskripsi:
Krisis di Amerika Serikat yang kemudian diikuti dengan berbagai kebijakan pelonggaran likuiditas (ultra-easy money policies) membuat para pembuat kebijakan di berbagai belahan dunia dihadapkan pada suatu lingkungan baru. Kebijakan bunga rendah untuk meningkatkan likuiditas dan mendorong ekonomi Amerika Serikat atau yang lebih popular dengan sebutan quantitative easing menyebabkan aliran modal masuk yang sangat besar dan volatile ke negara-negara emerging market. Aliran modal ini ditransmisikan melalui sektor perbankan (tahap pertama), dan pasar modal, terutama melalui pasar obligasi yang tumbuh cepat (tahap kedua).
Manfaat dan risiko muncul seiring dengan dengan aliran modal masuk tersebut. Risiko semakin menguat ketika Amerika Serikat mulai menunjukkan sinyal untuk mulai memperlambat kebijakan quantitative easing, yang menyebabkan pembalikan aliran modal dari negara-negara emerging market menuju Amerika Serikat. Analisis di dalam buku ini fokus pada implikasi trend tersebut bagi negara-negara emerging di Asia, dimana siklus keuangan tidak lagi sejalan dengan siklus bisnis dan pengurangan efektifitas kebijakan moneter. Hal ini memerlukan kebijakan makro prudential yang terpisah.