Hujan Tinggi Sampai Februari, Presiden Jokowi Tugaskan Kepala BNPB Bangun Kolaborasi Minimalisir Korban

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 3 Januari 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 773 Kali

Kepala BNPB Doni Monardi usai mengikuti rapat internal di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (3/1) sore. (Foto: Jay/Humas)

Sesuai informasi yang disampaikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) curah hujan tinggi diperkirakan akan tetap berlangsung sampai dengan Februari akan datang. Terkait hal itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menugaskan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk membangun kolaborasi di antara pihak-pihak terkait dalam meminimalisir korban yang timbul.

“Bapak Presiden menugaskan kembali kepada kami untuk menyampaikan pesan kepada seluruh pemimpin di daerah, agar kolaborasi antara pusat dan daerah serta didukung oleh TNI-Polri serta segenap unsur-unsur pendukung lainnya termasuk relawan hendaknya menjadi satu kekuatan yang bisa melakukan berbagai upaya, baik itu pencegahan, mitigasi,” kata Kepala BNPB Doni Monardo kepada wartawan usai mengikuti rapat internal yang dipimpin oleh Presiden Jokowi, di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (3/1) sore.

Selain itu, Presiden juga meminta agar dilakukan imbauan-imbauan kepada seluruh masyarakat yang ada di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) yang beresiko terjadinya dampak dari banjir bandang khususnya, ini harus di lakukan langkah-langkah evakuasi.

“Kita sangat berharap bahwa ketegasan dari para pemimpin di daerah sampai dengan tingkat kepala desa atau lurah, itu mampu mengingatkan masyarakatnya agar tidak lagi berada di tempat yang sangat beresiko,” tegas Doni.

Ia mengingatkan, bisa saja hujan itu tidak terjadi di tempat mereka, tetapi hujan terjadi di hulu sementara di tempat mereka tidak terlihat sama sekali hujan. Tetapi dalam waktu tidak lama air ini bisa mengalir dengan sangat deras ke lokasi yang menjadi tempat-tempat hunian masyarakat, terutama di daerah-daerah yang relatif rendah.

“Tempat-tempat yang dulu pernah menjadi tempat air, seperti adanya perubahan-perubahan yang dulu mungkin pernah ditimbun, ini tolong juga diwaspadai. Jadi selain daerah aliran sungai adalah daerah pemukiman-pemukiman yang dulunya pernah merupakan daerah rendah lantas ditimbun,” terang Doni.

Menurut Kepala BNPB Doni Monardo, arahan dari Presiden adalah untuk mengaktifkan kembali seluruh BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah). Bukan hanya ditingkat provinsi, menurut Doni, tetapi di tingkat kabupaten/kota, terutama juga DKI Jakarta.

Usulkan Inpres 

BNPB sendiri, menurut Doni, mengusulkan kepada Presiden terkait dengan Instruksi Presiden (Inpres) tentang kewajiban daerah untuk menyusun kontingensi plan. Karena hampir setiap tahun kita mengalami peristiwa yang rutin.

Ia menyampaikan, ketika kemarau kita mengalami kebakaran hutan dan lahan kekeringan, dampaknya luar biasa juga. Ketika musim hujan kita mengalami banjir, banjir bandang dan tanah longsor. Dan setiap peristiwa ini hampir pasti selalu menimbulkan korban jiwa dan juga kerugian harta benda.

“Nah dengan adanya Inpres ini diharapkan nanti seluruh komponen pusat yang ada di daerah termasuk unsur TNI-Polri ini bisa mengingatkan para kepala daerah untuk mengambil langkah-langkah, mulai dari kesiapsiagaan dan upaya-upaya mitigasi dan juga kewaspadaan,” jelas Doni.

Kemudian juga apabila terjadi dinamika adanya kerugian harta benda dan juga apalagi terjadi kerugian jiwa bagi masyarakat, menurut Kepala BNPB, diharapkan adanya penentuan status dari pejabat di daerah. Karena dengan status ini pusat akan dengan mudah untuk memberikan dukungan, termasuk BNPB untuk memberikan dukungan anggaran kepada daerah yang telah menetapkan status daruratnya.

Mengenai banjir yang melanda Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), Kepala BNPB Doni Monardo mengemukakan, peristiwa yang terjadi banjir dan banjir bandang disejumlah daerah pada tanggal 1 Januari, mulai dari pukul 00.00 sampai dengan 08.00 pagi, itu telah menimbulkan sejumlah korban jiwa.

“Sedikitnya 43 saudara-saudara kita telah tercatat meninggal dunia, baik itu di Provinsi DKI kemudian di Jawa Barat dan juga di Banten. Yang terakhir data yang kami terima, yaitu dari Lebak, Banten korban mencapai 8 jiwa,” kata Doni. (FID/JAY/ES)

Berita Terbaru