Hangatnya Persahabatan Dua Pemimpin Global Selatan: Momen Keakraban Presiden Prabowo dan Presiden Lula di Istana Merdeka

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto menerima Presiden Republik Federasi Brasil Luiz Inácio Lula da Silva di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis pagi, 23 Oktober 2025. (Foto: BPMI Setpres)
Senyum hangat dan tawa akrab mewarnai suasana Istana Merdeka, Jakarta, saat Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menerima kunjungan kenegaraan Presiden Republik Federasi Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Ibu Negara Janja Lula da Silva, pada Kamis, 23 Oktober 2025. Pertemuan tersebut bukan hanya mempertemukan dua pemimpin negara besar di kawasan global Selatan, tetapi juga menampilkan kedekatan personal yang mencerminkan persahabatan antara Indonesia dan Brasil.
Sejak awal kunjungan, keakraban kedua pemimpin sudah terlihat jelas. Saat tiba di halaman Istana Merdeka, Presiden Lula da Silva disambut langsung oleh Presiden Prabowo. Keduanya kemudian berpelukan hangat—sebuah gestur sederhana namun sarat makna yang mencerminkan rasa saling hormat dan persaudaraan antar dua pemimpin.
Momen kehangatan itu berlanjut hingga akhir rangkaian acara. Seusai memberikan keterangan pers bersama, Presiden Prabowo dan Presiden Lula da Silva kembali berpelukan hangat sebelum berpisah. Tak hanya itu, Presiden Prabowo juga mengantarkan langsung Presiden Lula da Silva dan Ibu Negara Janja Lula da Silva hingga ke kendaraan resmi yang membawa mereka meninggalkan Istana Merdeka.
Dalam keterangan pers bersama, suasana hangat terasa saat Presiden Prabowo mengungkapkan adanya sejumlah kesamaan pribadi antara dirinya dan Presiden Lula da Silva. “Sekali lagi kami sangat gembira beliau hadir, saya baru tahu beliau rupanya angka keberuntungan beliau sama dengan saya, angka 8. Jadi angka 8, kita juga sama-sama lahir bulan Oktober. Jadi saya, ulang tahun saya tanggal 17 Oktober, beliau ulang tahun beliau 27 Oktober,” ujar Presiden Prabowo disambut tawa hangat para delegasi yang hadir.
Presiden Prabowo menambahkan bahwa banyak persamaan antara dirinya dan Presiden Lula da Silva, termasuk komitmen untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat. “Jadi ternyata banyak persamaan, mungkin kita ditakdirkan untuk sekarang bekerja sama, sama-sama untuk membela, memajukan rakyat kita. Saya mau akui di sini bahwa saya ini pengagum beliau,” ucap Presiden Prabowo.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Lula da Silva membalas dengan penuh kehangatan. Ia memuji keramahan Indonesia dan menyampaikan doa serta semangat untuk sahabatnya, Presiden Prabowo. “Saya mendoakan segala keberuntungan bagi Anda. Saya ingin mengatakan bahwa saya akan berusia 80 tahun, tetapi percayalah bahwa saya memiliki energi yang sama seperti ketika saya berusia 30 tahun,” ujar Presiden Lula dengan senyum bersahabat.
Presiden Lula da Silva juga mengungkapkan niatnya untuk terus memperkuat hubungan antara Indonesia dan Brasil di masa mendatang. Bahkan, Presiden Lula da Silva juga memberikan hadiah kepada Presiden Prabowo berupa kaus bernomor 8—angka keberuntungan yang ternyata dimiliki keduanya.
“Saya memberikan Anda kaus nomor 8 karena ketika saya menjadi pemain sepak bola—meskipun tidak terlalu baik—posisi saya adalah gelandang kanan, dan gelandang kanan menggunakan nomor 8. Karena itulah nomor 8 adalah nomor keberuntungan saya, dan saya tahu itu juga nomor keberuntungan Anda, jadi percayalah bahwa kita berdua adalah dua presiden yang sangat beruntung,” ucap Presiden Lula disambut tawa hangat Presiden Prabowo.
Pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Lula da Silva di Istana Merdeka meninggalkan kesan mendalam, bukan hanya bagi kedua negara, tetapi juga bagi publik yang menyaksikan bagaimana dua pemimpin besar dunia menunjukkan sisi hangat mereka. Di balik agenda diplomasi dan perjanjian kerja sama, terselip kisah tentang rasa hormat, kekaguman, dan keakraban yang tumbuh alami — menjadikan kunjungan kenegaraan ini bukan sekadar peristiwa politik, melainkan perayaan persahabatan dua bangsa. (BPMI Setpres)