Imbau Kandidat Pilkada Adu Program, Presiden Jokowi: Pilihlah Pemimpin Yang Paling Baik

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 9 Januari 2018
Kategori: Berita
Dibaca: 18.598 Kali
Presiden Jokowi berdialog dengan seorang warga pada penyerahan sertifikat di Halaman Kantor Bupati Rote Ndao, Ba'a, Rote, NTT, Selasa (9/1) pagi. (Foto: Rahmat/Humas)

Presiden Jokowi berdialog dengan seorang warga pada penyerahan sertifikat di Halaman Kantor Bupati Rote Ndao, Ba’a, Rote, NTT, Selasa (9/1) pagi. (Foto: Humas/Rahmat)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan, jangan sampai persatuan, kesatuan, dan persaudaraan di antara sesama warga bangsa menjadi tidak erat gara-gara perbedaan yang ada, karena rakyat Indonesia adalah saudara-saudara sebangsa dan setanah air.

“Oleh sebab itu, dalam setiap pesta demokrasi, pilihan bupati, wali kota, gubernur, dan juga nantinya pilihan presiden, jangan sampai gara-gara pilihan kita berbeda, kita menjadi tidak rukun. Gara-gara pilihan politik yang berbeda kita dengan tetangga tidak saling berbicara. Tidak boleh seperti itu,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada acara Penyerahan Sertifikat Tanah Untuk Rakyat, di Halaman Kantor Bupati Rote Ndao, Ba’a, Rote, NTT, Selasa (9/1) pagi.

Menurut Kepala Negara, karakter bangsa Indonesia adalah karakter yang santun. Karena itu, ia menitipkan karena di Nusa Tenggara Timur (NTT) juga akan ada pemilihan gubernur dan 10 pemilihan bupati dan wali kota, jangan sampai rakyat dibawa-bawa dalam pesta demokrasi ke dalam isu-isu SARA, yang saling fitnah, saling mencela, dan saling mencemooh.

“Kita lupa bahwa kita ini adalah saudara. Pilihlah pemimpin yang paling baik, coblos, setelah itu rukun kembali. Jangan sampai di antara kita ada yang tidak rukun gara-gara pilihan politik yang berbeda,” tutur Kepala Negara.

Kepada partai politik serta para kandidat yang akan maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Presiden Jokowi juga menitipkan agar menggunakan masa kampanye dengan adu gagasan, adu ide, adu rencana-rencana untuk daerahnya, serta adu program, sehingga masyarakat menjadi mengerti.

“Silakan masyarakat memilih. Jangan sampai, sekali lagi, rakyat dibawa-bawa ke dalam isu-isu SARA, isu-isu yang memecah belah kita bangsa Indonesia,” tegas Presiden Jokowi.

108 Ribu Sertifikat
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi menyerahkan 108.523 sertifikat bidang tanah kepada warga di Provinsi NTT.

Presiden mengaku sengaja konsentrasi mengurus sertifikat supaya bisa diberikan kepada rakyat sebanyak-banyaknya, untuk menghindari sengketa lahan dan tanah yang saat ini sering terjadi.

“Di mana-mana, hampir di semua provinsi, semua provinsi. Antara adik dengan kakak, ada yang antara anak dengan bapaknya, ada yang tetangga dengan tetangganya, ada yang masyarakat dengan pemerintah, ada yang masyarakat dengan perusahaan, sengketa seperti itu banyak,” ungkap Presiden.

Presiden bisa memahami hal itu, karena dari 126 juta sertifikat yang harus dipegang masyarakat, baru 46 juta yang diserahkan sehingga masih ada 80 juta sertifikat yang belum diberikan kepada masyarakat.

Oleh sebab itu, disampaikan Presiden, dia telah memerintahkan kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala BPN pada tahun 2017 yang lalu, setidaknya ada 5 juta sertifikat yang harus diberikan kepada masyarakat di seluruh tanah air.

“Tahun ini saya targetkan 7 juta sertifikat harus keluar dari BPN, tahun depan 9 juta sertifikat harus keluar,” ujar Presiden.

Bagi yang sudah pegang sertifikat, ujar Presiden, bisa dipakai untuk jaminan ke bank. Namun ia mengingatkan untuk menghitung terlebih dahulu kemampuan mencicil pokok dan bunganya setiap bulan.

“Kalau tidak bisa jangan, nanti ini bisa dimiliki oleh bank, disita oleh bank. Ini harus diingat. Kalau sudah pinjam ke bank, misalnya dapat Rp30 juta, jangan sampai yang Rp15 juta untuk membeli sepeda motor. Gunakan semuanya untuk modal kerja, modal investasi,” tutur Presiden Jokowi.

Mendampingi Presiden Jokowi dalam kesempatan itu Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Jalil, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono serta Gubernur NTT Frans Lebu Raya. (UN/ES)

Berita Terbaru