Imbau Masyarakat Tetap Tenang, Presiden Jokowi: Penanganan Vaksin Palsu Perlu Proses Panjang

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 18 Juli 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 25.770 Kali
Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana berbincang dengan seorang ibu yang anaknya mengikuti vaksinasi ulang, di RSU Ciracas, Jaktim, Senin (18/7) pagi. (Foto: OJI/Humas)

Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana berbincang dengan seorang ibu yang anaknya mengikuti vaksinasi ulang, di Puskesmas Ciracas, Jaktim, Senin (18/7) pagi. (Foto: Humas/Oji)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau masyarakat tetap tenang dalam menghadapi masalah pemberian vaksin palsu. Ia menegaskan, karena peristiwa ini adalah menyangkut waktu lama, maka perlu kehati-hatian, perlu penelusuran dalam jangka waktu yang panjang, sehingga yang dirugikan dari vaksin palsu ini betul-betul terdata.

“Ini prosesnya proses agak panjang. Ini perlu didata, perlu ditelusuri, sehingga betul-betul nanti yang menjadi korban itu bisa kita tangani, bisa kita selesaikan,” tegas Presiden Jokowi kepada wartawan saat menyaksikan pemberian vaksinasi ulang kepada korban-korban vaksin palsu, di di Puskesmas Kecamatan Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Senin (18/7) pagi.

Presiden menilai, terungkapnya kasus vaksin palsu merupakan momentum untuk memperbaiki tata kelola distribusi, baik menyangkut industri farmasi, menyangkut industri dan distribusi obat-obatan termasuk di dalamnya vaksin.

“Tujuan kita adalah seluruh masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik. Saya kira goal-nya kesana. Dan ini memerlukan kehati-hatian karena menyangkut anak-anak kita.” tutur Presiden.

Menurut Presiden, dirinya telah memerintahkan kepada Kapolri, kepada Kabareskrim (Kepala Badan Reserse dan Kriminal) Mabes Polri untuk terus menerus meneliti satu persatu secara detil jaringan dengan pelaku-pelaku dari vaksin palsu ini, sehingga ke depan tidak terulang lagi.

Bertahap

Dalam kunjungan itu, Presiden Jokowi menyaksikan pelaksanaan vaksinasi ulang untuk korban-korban vaksin palsu yang telah didata, yang telah ditelusuri oleh Bareskrim, oleh Puskesmas, maupun oleh Kementerian Kesehatan.

Ia menyebutkan, untuk sekitar wilayah Ciracas yang tercatat sampai hari ini ada 167 orang, tetapi yang hari ini dilakukan vaksin ulang baru 36. “Jadi ini memang bertahap. Hari ini dilakukan, besok diundang lagi, berikutnya diundang lagi sampai semuanya terselesaikan sesuai data-data yang telah dilakukan,” ungkap Presiden.

Mengenai kedatangannya ke Puskesmas itu, Presiden menegaskan karena ia ingin memastikan bahwa masyarakat mendapat informasi yang benar, mendapatkan penjelasan yang baik, baik dari Puskesmas maupun dari Kementerian (Kesehatan), dan juga pelayanan dari Kementerian Kesehatan (Kemenses) dan dari Dinas Kesehatan di DKI.

Menjawab wartawan, Presiden Jokowi mengatakan, bahwa pemberian vaksinasi ulang di Ciracas, Jakarta Timur itu baru dimulai, karena pemerintah ingin datanya data yang benar. Pemerintah juga akan melakukan pada faskes (fasilitas kesehatan) yang lain secara bertahap.

“Terus, ini bertahap sampai selesai, bertahap sampai selesai, tapi satu persatu. Sekali lagi ini perlu waktu yang lama. Pak Kabareskrim tadi saya tanyakan, juga meneliti satu persatu secara detil, tidak serampangan, Kemenkes juga, di Dinas Kesehatan juga sama. Nantinya juga di Puskesmas dan rumah sakit di DKI Jakarta juga melakukan hal yang sama, supaya tidak terulang lagi,” tegas Jokowi.

Untuk masyarakat korban vaksin palsu yang belum didaftar di Puskesmas,  Presiden Jokowi menyarankan untuk mendaftar. “Silakan mendaftar, kalau belum mendaftar silakan mendaftar ke Puskesmas. Posko aduannya juga ada,” pungkas Presiden.

Dalam kunjungan tersebut, Presiden Jokowi didampingi oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek dan Ketua Satgas Penanggulangan Vaksin Palsu Maura Linda. (DND/FID/OJI/ES)

Berita Terbaru