Indonesia-Africa Forum Jadi Aksi Nyata dan Kolaborasi Membangun Masa Depan

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 30 Agustus 2024
Kategori: Berita
Dibaca: 867 Kali

Presiden Joko Widodo memimpin Rapat Terbatas membahas Perkembangan Penanganan MPOX dan Persiapan Penyelenggaraan Indonesia Afrika Forum (IAF) di Bali, Ratas berlangsung di Istana Merdeka Jakarta, Selasa 27 Agustus 2024. Dilanjutkan Penyampaian Keterangan Pers oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Nugraha Mansury, dan Kepala Badan POM Taruna Ikrar. (Foto: Humas/Rah/MAA)

Perhelatan Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 di Nusa Dua, Bali pada 1-3 September 2024 dirancang sebagai katalisator perubahan, di mana gagasan dan ide diharapkan dapat diwujudkan dalam aksi nyata. Kesepakatan yang dihasilkan dalam Indonesia-Africa Forum bersifat deliverables, yaitu kesepakatan yang dapat diimplementasikan dan memberikan dampak langsung.

Sektor-sektor prioritas yang menjadi fokus utama mencakup transformasi ekonomi, energi dan pertambangan, ketahanan pangan, kesehatan, serta kerja sama pembangunan.

Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Pahala Nugraha Manshury menyatakan bahwa IAF ke-2 tidak hanya berkaitan dengan ide, tetapi juga dengan aksi nyata yang memberikan hasil.

“Untuk sektor swasta dan BUMN, diperkirakan akan ada perjanjian dengan nilai mencapai USD3,5 miliar atau sekitar Rp58 triliun. Kami berharap forum ini tidak hanya membahas rencana-rencana untuk membangun kerja sama antara Indonesia dan Afrika, tetapi juga menghasilkan rencana konkret, mengingat potensi besar yang dapat dikembangkan antara keduanya,” katanya, Kamis (29/8/2024) di Jakarta.

Hal senada dikatakan Duta Besar Rwanda pertama untuk Indonesia, Abdul Karim Harerimana mengatakan IAF ke-2 juga akan berfungsi sebagai forum pertukaran ide dalam mengatasi tantangan pembangunan.

Presiden Rwanda, Yang Mulia Paul Kagame, akan menjadi narasumber dan berbagi pengalaman dari negara-negara Afrika, khususnya Rwanda, dalam memperkuat kerja sama pembangunan internasional. Hal itu diharapkan dapat semakin memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Rwanda serta negara-negara Afrika secara keseluruhan.

“Kehadiran beliau, bersama dengan para pemimpin Afrika lainnya, diharapkan dapat memperdalam hubungan bilateral dan multilateral, serta membuka peluang untuk kolaborasi yang lebih erat dan saling menguntungkan,” ungkap Abdul.

Selain Presiden Rwanda, IAF II juga akan dihadiri oleh enam kepala negara Afrika lainnya, yaitu Presiden Liberia, Y.M. Joseph Boakai; Presiden Ghana, Y.M. Nana Akufo-Addo; Perdana Menteri Eswatini, Y.M. Cleopas Dlamini; Presiden Zanzibar yang mewakili Tanzania, Y.M. Hussein Ali Mwinyi; dan Wakil Presiden Zimbabwe, Y.M. Constantino Chiwenga.

IAF merupakan platform utama bagi Indonesia serta negara-negara Afrika untuk memperkuat hubungan bilateral, merumuskan langkah strategis, dan melakukan upaya bersama dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menegaskan komitmen kuat untuk membangun jembatan kerja sama yang kokoh dengan negara-negara Afrika. IAF ke-2 diharapkan dapat melahirkan kesepakatan dan gagasan baru melalui semangat kebersamaan, guna membentuk masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. (Humas Kementerian Luar Negeri/DNS).

Berita Terbaru