Indonesia Jauh Berkembang, SBY: Saya Akan Tinggalkan Kantor Presiden Dengan Senyum

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 4 September 2014
Kategori: Berita
Dibaca: 105.811 Kali

hms_0274Saat memberikan sambutan pada Jamuan Makan Malam Kenegaraan Presiden Singapura Tony Tan Keng Yam, yang diselenggarakan seusai penganugerahan gelar tertinggi pemerintahan negara tetangga itu “Order of Temasek” kepada dirinya, di Istana Kepresidenan Singapura, Rabu (3/9) malam, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, saat ini merupakan minggu-minggu terakhir masa jabatanya, dan merupakan kehormatan besar bagi dirinya memimpin Indonesia melalui dekade pertama abad ke-21.

Meskipun masih menghadapi sejumlah tantangan besar seperti kemiskinan, infrastruktur, korupsi, dan banyak lainnya, menurut SBY, dibandingkan saat pertama kali ia menjabat sebagai Presiden tahun 2004 lalu, saat ini Indonesia sudah jauh berkembang.

“Indonesia kini memiliki demokrasi yang stabil, stabilitas politik, pemilu damai, keamanan yang lebih baik, hukum dan ketertiban, dan kemajuan sosial. Kami juga telah mempertahankan persatuan nasional kita, dan hubungan yang harmonis antara kelompok-kelompok agama dan etnis kami di tengah terjadinya penyebaran radikalisme di beberapa bagian dunia,” ungkap Preside SBY.

Selain itu, lanjut Presiden SBY, Indonesia kini memiliki kelas menengah terbesar di Asia Tenggara. PDB perkapita telah meningkat hampir 400% dalam dekade terakhir, permintaan domestik dan daya beli terus tumbuh kuat.

“Kami adalah ekonomi terbesar ke-16, atau 10 berdasarkan paritas daya beli Bank Dunia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tertinggi kedua di antara G-20, setelah China, World Economic Forum baru-baru ini menyebut 10 tahun terakhir sebagai “dekade emas” di Indonesia,” tambah Presiden SBY dalam acara yang dihadiri oleh Presiden Singapura Tony Tan Keng Yam, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan para pejabat utama dari Indonesia dan Singapura itu.

Menurut Presiden SBY, Indonesia yang stabil dan berkembang itu, baik untuk daerah, untuk dunia, maupun juga untuk Singapura. “Saya ingin Singapura selalu melihat Indonesia tidak hanya sebagai teman, tetapi sebagai peluang bagi kita untuk tumbuh bersama,” tuturnya.

Presiden yang didampingi Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono mengatakan, Singapura adalah mitra dagang utama Indonesia – sekitar 42 miliar dollar AS, dan menjadi  sumber terbesar wisatawan asing di Indonesia – sekitar 1,4 juta tahun lalu, dan sebaliknya, ada sekitar 3 juta orang Indonesia yang mengunjungi Singapura setiap tahunnya.

“Anda dapat dengan mudah melihat wisatawan Indonesia karena mereka adalah orang-orang yang membawa tas belanja di Orchard Road,” ujar SBY seraya menyebutkan, bahwa rute penerbangan Jakarta – Singapura merupakan rute pesawat penumpang tersibuk ketiga di dunia, setelah Hongkong – Taipei dan Dublin – London rute.

Singapura juga merupakan tujuan favorit bagi mahasiswa Indonesia, termasuk  dua anak Presiden SBY, yaitu Edhi Baskoro Yudhoyono (Ibas) dan Agus Harimurti Yudhoyono , yang menyelesaikan Program Magister di Nanyang Technological University. Saat ini ada sekitar 24 ribu mahasiswa Indonesia, yang merupakan bagian dari populasi besar sekitar 200.000 orang Indonesia yang bekerja dan belajar di Singapura dengan gembira.

Presiden SBY juga mengemukakan, ia telah bertemu dengan Presiden Terpilih Joko Widodo beberapa kali dan membahas situasi di wilayah. “Presiden Terpilih Joko Widodo telah menyatakan komitmennya untuk melanjutkan Indonesia tetap berhubungan baik dengan wilayah-wilayah di sekitarnya,” ujar SBY.

Ke depan, kata Presiden SBY, banyak perkembangan yang menjanjikan. Semakin banyak politisi yang terlibat dalam penguatan hubungan RI-Singapura, semakin bayak pengusaha Singapura yang menanamkan investasinya di daerah-daerah di Indonesia, dan semakin banyak generasi muda kedua negara menjadi terhubung melalui jalur pendidikan, media sosial dan pertukaran budaya, tempat kerja dan perjalanan.

“Saya melihat hubungan Singapura dan Indonesia berkembang menjadi simbiosis sosial dan ekonomi yang sehat, di mana kami berdua bersama-sama mencapai kemajuan dan kesejahteraan sebagai tetangga dekat,” tutur SBY.

Dengan melihat perkembangan itu semua, menurut Presiden SBY, memungkinkan dirinya meninggalkan kantor kepresidenan seusai masa jabatannya berakhir pada 20 Oktober mendatang, dengan senyum yang sangat besar.

Tampak hadir dalam acara jamuan kenegaraan tersebut antara lain Menko Polhukam Djoko Suyanto. Menko Perekonomian Chairul Tanjung, Menlu Marty Natalegawa, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Mendag M. Lutfi, dan Menparekraf Mari Elka Pangestu. (Humas Setkab/TNS/SMD/ES)

Berita Terbaru