Indonesia Terus Dorong Kesetaraan Akses Vaksin Bagi Semua Negara

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 14 Juli 2021
Kategori: Berita
Dibaca: 777 Kali
KEDATANGAN VAKSIN TAHAP 23

Kedatangan vaksin COVID-19 AstraZeneca melalui jalur multilateral COVAX Facility, di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (13/07/2021) malam. (Foto: BPMI Setpres/Kris)

Pemerintah terus bekerja keras untuk mengamankan kebutuhan vaksin untuk kebutuhan vaksinasi yang menargetkan 181,5 juta penduduk Indonesia. Sejalan dengan itu, di tingkat global, Indonesia juga terus mendorong adanya kesetaraan akses vaksin bagi semua negara.

Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno LP Marsudi dalam keterangan persnya menyambut kedatangan 3.476.400 dosis vaksin AstraZeneca yang diperoleh Indonesia melalui jalur multilateral COVAX Facility, Selasa (13/07/2021) malam, secara virtual.

“Pemerintah Indonesia akan terus bekerja keras untuk mengamankan kebutuhan vaksin untuk Indonesia dan terus mendorong pada tingkat dunia kesetaraan akses vaksin bagi semua negara,” ujarnya.

Menlu mengungkapkan, hingga tanggal 13 Juli 2021, dunia telah memvaksinasi 3,5 miliar dosis vaksin atau mendekati 44 persen populasi dunia. Namun, akses vaksin tersebut masih belum merata.

“Kawasan Amerika Utara dan Eropa misalnya, dosis yang telah disuntikkan mencapai 75 persen dari populasi, di mana kawasan Afrika baru 4,03 persen dan kawasan ASEAN 16,3 persen dari jumlah populasinya,” ungkapnya.

Lebih jauh Menlu mengungkapkan bahwa Direktur Jenderal WHO memperkirakan perlu adanya tambahan vaksin sekitar 350 juta dosis untuk memvaksinasi setidaknya 10 persen populasi di setiap negara pada September 2021, dan memerlukan 11 miliar dosis untuk memvaksinasi 70 persen populasi dunia pada pertengahan tahun 2022.

“Ini tentunya merupakan tantangan yang tidak kecil. Namun, seperti dr. Reisa tadi sampaikan, melalui kerja sama, melalui kolaborasi dan solidaritas tantangan ini akan dapat diatasi, dilalui bersama,” tandasnya.

Menlu RI sendiri merupakan co-chair program kerja sama vaksin multilateral COVAX  Advance  Market Commitment Engagement Group (AMC EG) bersama dengan Menteri Kesehatan Ethiopia dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada.

Retno menyampaikan, dirinya bersama Menteri Kesehatan Ethiopia dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada telah memimpin pertemuan ke-5 COVAX AMC EG yang membahas mengenai tantangan yang dihadapi COVAX terkait pasokan vaksin yang menyebabkan terjadinya keterlambatan pengiriman vaksin kepada peserta COVAX, termasuk anggota AMC, di mana Indonesia termasuk di dalamnya.

“Di tengah semua tantangan tersebut, COVAX terus bekerja keras agar pasokan vaksin bagi semua negara, terutama negara berkembang dapat  terus ditingkatkan. Diperkirakan pasokan vaksin akan lebih baik mulai bulan September-Oktober dan seterusnya,” ujarnya.

Retno menambahkan, kenaikan pasokan vaksin juga dimungkinkan dengan telah dilakukannya kerja sama antara GAVI dengan Sinovac dan Sinopharm yang telah mendapatkan emergency use listing (EUL) dari WHO.

“Di dalam pertemuan COVAX AMC Engagement Group yang saya pimpin kemarin, pihak GAVI juga menginformasikan bahwa telah terdapat komitmen ratusan juta vaksin dalam mekanisme dose-sharing. Tentunya mekanisme dose-sharing ini akan membantu peningkatan distribusi vaksin ke negara dunia,” pungkasnya. (UN)

Berita Terbaru