Indonesia-Timor Leste Perkuat Kerjasama Industri
Pemerintah Indonesia dan Timor Leste sepakat mendorong perkembangan ekonomi bilateral agar lebih pesat lagi, terutama dalam sektor industri, perdagangan dan investasi. Melalui kerjasama ini diharapkan membawa manfaat besar bagi kesejahteraan kedua negara.
Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum Kesepakatan Kerja Sama Teknik Industri (Memorandum of Understanding on Industrial Technical Cooperation) antara Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin dengan Menteri Perdagangan, Perindustrian, dan Lingkungan Hidup Republik Demokratik Timor Leste Constâncio Da Conceição Pinto, di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (4/5).
Di bidang industri, cakupan kerja sama yang akan dibangun kedua negara meliputi peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), peningkatan kemampuan institusional, program pelatihan di bidang industri tertentu, pertukaran informasi, pelatihan teknis, bantuan tenaga ahli, serta promosi produk industri dan kegiatan lainnya yang disepakati kedua belah pihak.
Dalam upaya peningkatan kapasitas SDM, kami telah berkomitmen untuk mendukung Pemerintah Timor Leste dengan nilai sebesar 6 juta dollar AS, yang dilaksanakan sejak tahun 2013-2017 melalui program kerja sama teknik luar negeri yang dilakukan oleh berbagai Kementerian dan Lembaga terkait, ujar Saleh Husin.
Menurut Menperin, untuk mendukung pelaksanaan kegiatan kerjasama teknik sektor industri, Kemenperin memiliki berbagai unit kerja di bawah koordinasi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) yang kompeten di bidangnya masing-masing, dan telah berpengalaman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berskala internasional.
Lembaga litbang itu, antara lain: Balai Besar Keramik; Balai Besar Tekstil; Balai Besar Pulp dan Kertas; Balai Besar Bahan dan Barang Teknik; Balai Besar Logam dan Mesin; Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik; Balai Besar Kerajinan dan Batik; Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri; Balai Besar Industri Hasil Perkebunan; Balai Besar Kimia dan Kemasan, serta Balai Besar Industri Agro.
Sejak tahun 2011-2016, Kemenperin melalui Balai Besar tersebut telah mengimplementasikan sebanyak 15 pembangunan kapasitas di berbagai sektor, antara lain: pengolahan makanan, garmen (tekstil), pengelasan, keramik, kerajinan batok kelapa, serta magang dalam bidang tenun, alas kaki, dan pengolahan makanan.
Menteri Perdagangan, Perindustrian, dan Lingkungan Hidup Republik Demokratik Timor Leste Constâncio Da Conceição Pinto menyampaikan ucapan terima kasih kepada Indonesia atas dukungannya kepada Timor Leste untuk memastikan bahwa negara termuda di Asia itu mampu berkompetisi untuk menarik investor dan mengadopsi reformasi untuk mempercepat keanggotaan di ASEAN.
Kami juga telah mengembangkan kebijakan industri nasional yang memfokuskan industri berbasis sumber daya. Tujuannya meningkatkan kontribusi industri manufaktur dan mendapatkan nilai tambah, ujar Consta cio sembari menegaskan, Pemerintah Timor-Leste mengundang pengusaha Indonesia untuk berinvestasi seperti di bidang perkebunan, perikanan dan pariwisata.
Implementasi Deklarasi NAASP
Sementara itu, Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, hal yang mendasar dan melatar belakangi digagasnya kerjasama bilateral Indonesia_Timor Leste, yaitu untuk mengimplementasikan Deklarasi New Asian-African Strategic Partnership (NAASP) yang telah dihasilkan pada Pertemuan Tingkat Kepala Negara (Asian African Summit) pada 22-23 April 2015 di Bandung.
Menurut Sigit, kerjasama ini sinergis dengan program Nawacita dan Agenda Pembangunan Nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 Pemerintahan Jokowi-JK, dimana terdapat program memperkuat peran dalam kerjasama global dan regional.
Sasaran yang ingin dicapai, yaitu meningkatnya pelaksanaan kerjasama pembangunan Selatan-Selatan dan Triangular, serta meningkatnya peran Indonesia dalam forum multilateral seperti WTO, Kerjasama Pembangunan Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) dan lain-lain, sebut Sigit seraya menambahkan kegiatan itu meliputi pelaksanaan program capacity building dan kerjasama teknik lainnya. (Biro Humas Kemenperin/ES)