Ingin Ada Pemberdayaan Ekonomi dan Inovasi, Presiden Jokowi Dorong Desa Kembangkan Potensi

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 23 November 2018
Kategori: Berita
Dibaca: 18.536 Kali
Presiden menyalami peserta yang hadir dalam sarasehan di Gedung Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan (PRPP), Kota Semarang, Kamis (22/11). (Foto: BPMI)

Presiden menyalami peserta yang hadir dalam sarasehan di Gedung Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan (PRPP), Kota Semarang, Kamis (22/11). (Foto: BPMI)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara Sarasehan Pengelolaan Dana Desa se-Jawa Tengah Tahun 2018 di Gedung Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan (PRPP), Kota Semarang, Kamis (22/11).

Dari program dana desa tersebut, menurut Presiden, setidaknya telah terbangun 123.000 kilometer jalan di pedesaan di seluruh Indonesia.

Ia juga menyampaikan bahwa sebanyak 11.500 posyandu juga telah dibangun melalui pemanfaatan dana desa.

“Ada 18.000 PAUD yang telah dibangun dari dana desa. Ada 6.500 pasar desa yang telah dibangun. Kemudian jembatan 791.000 meter, 28.000 unit irigasi, 1.900 embung, dan 26.700 kegiatan di BUMDes,” imbuh Kepala Negara.

Presiden mengatakan, sejumlah infrastruktur desa yang terbangun tersebut mengindikasikan bahwa program dana desa yang digaungkan pemerintah selama empat tahun terakhir memiliki hasil konkret dalam pembangunan infrastruktur atau kebutuhan desa.

Kini, setelah empat tahun berjalan, sambung Presiden, dana desa diharapkan dapat mulai menyentuh kepada pemberdayaan ekonomi dan inovasi desa.

Ia menambahkan salah satu contohnya ialah transformasi suatu desa menjadi desa wisata yang memanfaatkan potensi yang ada di sana.

“Saya melihat banyak sekali sekarang desa-desa yang menjadi desa wisata. Ada yang income per tahunnya sudah Rp14 miliar. Ada yang income per tahun sudah Rp4 miliar. Hal-hal seperti ini yang harus dicontoh oleh desa yang lain dengan format mungkin yang berbeda,” kata Presiden.

Selain itu, Presiden menyampaikan agar implementasi program inovasi desa juga diharapkan meliputi pengembangan ekonomi lokal melalui kewirausahaan dengan memanfaatkan sumber daya yang sudah ada.

Dalam kesempatan itu, Presiden berharap agar desa-desa dapat mulai berpikir untuk meningkatkan nilai tambah bagi suatu produk andalan desa dengan mengubahnya kepada barang jadi yang dikemas dengan baik.

“Misalnya di desa ada banyak kebun kopi yang dulunya dijual mentahan dalam bentuk masih hijau sekarang dijual dalam bentuk barang jadi dengan kemasan yang baik, diberi nama yang baik. Kalau tidak bisa barang jadi ya ke barang setengah jadi,” tuturnya.

Dengan cara itu, masyarakat di pedesaan akan memperoleh nilai tambah dan keuntungan yang jauh lebih besar bila dibandingkan dengan menjual barang mentah atau setengah jadi.

“Karena kalau kita bisa membuat produknya barang jadi itu bisa 10 sampai 30 kali lipat nilai tambah yang kita dapatkan,” ucapnya. (BPMI/EN)

 

Berita Terbaru