Inilah Hasil Pembicaraan Bilateral Presiden Jokowi Presiden Turki Tayyip Erdo?an
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, selain membahas beberapa isu-isu dunia yang berkaitan dengan terorisme dan situasi di Timur Tengah, pertemuan bilateral antara pemerintah Indonesia yang dipimpinnya langsung dengan delegasi Pemerintah Turki yang dipimpin oleh Presiden Recep Tayyip Erdo?an lebih menitikberatkan kepada bidang ekonomi.
Tadi kita sudah sepakat akan adanya hambatan-hambatan perdagangan yang ada ini bisa segera diselesaikan, kata Presiden Jokowi dalam keterangan pers bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdo?an, di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (31/7) petang.
Menurut Presiden Jokowi, yang berkaitan dengan hambatan free trade agreement yang belum kita punyai, tadi sudah disampaikan targetnya tahun ini bisa diselesaikan. Juga birokrasi, ini juga akan nanti segera dibicarakan.
Kemudian kerja sama-kerja sama baik di bidang industri perawatan militer, industri pembuatan kapal-kapal kecil, lanjut Presiden Jokowi, akan segera dikonkritkan. Juga pembangkit listrik tenaga gas, ini juga segera ingin kita konkritkan, tambahnya.
Penerbangan Ke Denpasar
Menurut Presiden Jokowi, pembicaraan bilateral antara kedua negara juga menyetujui akan segera adanya penerbangan langsung dari Turki ke Kuala Lumpur, kemudian ke Jakarta, dan menuju ke Denpasar.
Ini dalam rangka untuk meningkatkan turisme dan juga untuk angkutan penumpang dan kargo dari Turki ke Indonesia – dari Indonesia ke Turki, jelas Jokowi.
Selain itu, pembicaraan bilateral kedua negara juga menyepakati agar joint commission, terutama di bidang ekonomi segera bertemu pada tahun ini untuk mengeksplorasi potensi-potensi yang ada agar bisa ditingkatkan lebih baik lagi antara Indonesia dan Turki.
Doorstop Presiden Jokowi
Terkait dengan terorisme, Presiden Jokowi kepada wartawan mengatakan, pemerintah Indonesia telah meminta agar ada kerja sama intelijen, kerja sama informasi, dan juga akan ditempatkan di perbatasan Turki-Suriah.
Kita minta untuk ada nanti yang kita tempatkan di sana. Ya dari aparat kita, aparat intelijen. Untuk juga agar tukar menukar informasi dan intelijen ini betul-betul bisa kita lakukan, terang Jokowi.
Soal free trade mana sih yang baru? Ini masih dalam proses dan kita targetkan akhir tahun ini akan kita rampungkan. Tetapi kalau kita melihat dari sisi competitiveness/dari sisi daya saing, saya kira barang-barang kita mempunyai kemampuan untuk masuk kesana. Oleh sebab itu, nanti kan harus diseleksi mana produk yang siap, mana yang belum siap. Itulah proses dalam rangka free trade agreement, jelas Presiden Jokowi.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan dengan Presiden Turki itu antara lain Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Rahmat Gobel, Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Hukum dan HAM Yasona Laoly, Kapolri Jend. Badrodin Haiti, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan
(UN/RAH/ES)