Inilah Penjelasan Rizal Ramli Soal Pengembangan Destinasi Wisata Danau Toba

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 2 Februari 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 25.817 Kali
Menteri Koordinator BIdang Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli (2/2). (Foto: Humas/Rahmat)

Menteri Koordinator BIdang Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli (2/2).
(Foto: Humas/Rahmat)

Pemerintah memutuskan akan all out untuk mengembangkan sektor pariwisata, karena sektor ini dinilai yang paling mudah dan paling murah untuk menciptakan lapangan pekerjaan.

“Saat ini ada kemajuan, telah tercapai 10,4 juta turis. Kita inginnya double dalam lima tahun yang akan datang menjadi 20 juta. Yang kedua, yang bekerja langsung dari 3 juta sampai 7 juta, yang bekerja tidak langsung bisa dicapai tiga kalinya. Termasuk juga devisa,” kata Menko Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli kepada wartawan usai rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (2/2) petang.

Pengalaman masa lalu, lanjut Menko Kemaritiman dan Sumber Daya, yang berkembang hanya Bali terus karena strategi alokasi budget kita lebih banyak ditebarkan, ke 50 atau 70 lokasi. Sehingga tidak ada fokus, tidak ada momentum.

“Inilah yang sekarang diubah, dimana pemerintah akan fokus dulu di 10 yang bisa cepat dikembangkan. Kalau 10 ini berhasil tentu nanti akan membawa daerah-daerah yang lain,” terang Rizal seraya menyebutkan, dengan difokuskan kita akan punya cukup dana apakah membangun pelabuhan marina, pelabuhan udara, atau fasilitas fisik dan sebagainya.

Danau Toba
Pemerintah, lanjut Menko Kemaritiman dan Sumber Daya,  sengaja memang memilih Danau Toba. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu dilakukan.

“Yang paling pertama adalah pembersihan Danau Toba. Karena Danau Toba ini kotor sekali, ada banyak peternak ikan dari yang kecil maupun yang skala besar yang setiap bulan masukkan pakan ternak 246 ton, ya. Dua puluh persen tidak dimakan sama ikannya dan itu menjadi racun, bikin Danau Toba bau airnya, kalau berenang kita bisa gatal-gatal, dan sebagainya,” papar Rizal.

Menurut Rizal Ramli, Danau Toba akan dibersihkan dari pencari ikan terutama yang skala besar. Sementara untuk nelayan tradisional skala kecil akan dibiarkan, tapi akan dibantu dengan teknologi.

“Jadi kita akan sediakan feeding box gitu, alat untuk kasih makan ikan. Nanti ikannya makan sampai sore, kalau tidak abis floor-nya kebuka pindah ke bawah sisa yang tidak habis nanti akan kita sedot dengan pompa. Jadi perikanannya tetap hidup tapi juga tidak merusak lingkungan,” papar Rizal.

Untuk yang skala besar, menurut Menko, akan dirumuskan apa yang harus dilakukan supaya secepat mungkin danau itu bisa bersih.

Menko Kemaritiman dan Sumber Daya menegaskan, bahwa pemerintah  juga tidak ingin daerah-daerah di sekitar tidak menikmati kebangkitan Danau Toba sebagai lokasi turisme.

“Kami ingin 7 kabupaten di sekitarnya itu ikut menarik manfaat dengan cara kami minta untuk setiap kabupaten untuk memilih hal khusus. Misalnya ini khusus buah-buahan saja, berikutnya kabupaten lainnya khusus  buat sayur-sayuran, dan lain-lain. Sehingga kalau daerah Danau Toba maju maka daerah-daerah maju,” terang Rizal.

Menurut Rizal, Gubernur Sumut dan 7 Bupati di sekitar Danau Toba telah sepakat untuk bersama-sama mengembangkan Danau Toba, dan akan menyerahkan sebagian kewenangannya kepada otoritas. Sehingga otoritasnya betul-betul bisa efektif. “Istilah Pak Menteri Pariwisata, one location one management, sehingga bisa pengelolaannya lebih efektif,” ujarnya.

Pemerintah, lanjut Rizal, juga membahas tentang pengembangan akses jalan, dengan membuat jalan lingkar di dalam Pulau Samosir. Kemudian lingkar luar sehingga aksesnya lebih baik.

Pemerintah juga akan membangun jalan besar ke Kualanamu, sehingga lama perjalanan yang sekarang butuh 4-5 jam itu bisa dipangkas hanya 1,5 jam. Sehingga arus untuk turis lokal juga meningkat.

Kemudian dalam 4- 5 tahun lagi akan dibangun jalan ke Sibolga, sehingga turis banyak pilihan selain Danau Toba. Kalau senang laut, kalau senang perikanan turis akan berkunjung ke Sibolga.

Rizal juga menambahkan, bahwa Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersedia menyerahkan 500 hektar tanah yang akan digabungkan kepada Badan Otoritas.

“Kita akan kembangkan sebagai ecotourism yang nyaman sekaligus juga menjamin suasana lingkungannya, hutannya terpelihara. Dan dengan tambahan wilayah ini maka kewenangan daripada wisata itu makin besar,” papar Rizal.

(FID/ES)

Berita Terbaru