‘Investment Grade’ Beri Peluang, Presiden Jokowi Ingin Penanganan Investasi Dilakukan Secara Detail

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 22 Mei 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 13.242 Kali
Presiden Jokowi saat memberikan pengantar pada Rapat Terbatas mengenai Tindak Lanjut The Belt and Road Forum, di Istana Bogor, Jabar, Senin (22/5) sore. (Foto: Humas/Agung)

Presiden Jokowi saat memberikan pengantar pada Rapat Terbatas mengenai Tindak Lanjut the Belt and Road Forum, di Istana Kepresidenan Bogor, Jabar, Senin (22/5) sore. (Foto: Humas/Agung)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan, saat ini peluang kerja sama dengan negara lain sangat terbuka lebar, terutama setelah dirinya mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Jalur Sutera atau the Belt and Road Forum, di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), akhir pekan lalu (24/5), dan adanya penilaian layak investasi atau investment grade dari lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor’s (S&P).

“Peluang-peluang seperti ini tidak datang dua kali, apalagi tiga kali. Oleh sebab itu, kesiapan-kesiapan kita dalam melayani, kecepatan-kecepatan kita dalam melayani, investasi-investasi yang masuk betul-betul harus terintegrasi, diikuti satu persatu secara detil,” kata Presiden Jokowi saat memberikan pengantar pada Rapat Terbatas mengenai Tindak Lanjut the Belt and Road Forum, di Istana Kepresidenan Bogor, Jabar, Senin (22/5) sore.

Presiden menegaskan, jangan sampai yang justru sudah masuk tinggal pelaksanaan, menjadi tidak percaya lagi gara-gara penanganan akhir yang tidak baik. Terutama di bidang-bidang yang berkaitan dengan pelayanan perizinan, kepastian hukum, yang ini mau tidak mau harus diikuti, diperbaiki, dan dibenahi terus-menerus.

Disampaikan Presiden Jokowi, meskipun sudah pada posisi track yang benar tetapi pekerjaan ini  memerlukan sebuah kecepatan penanganan dari semuanya.

“Saya melihat masih banyak sekali hal-hal kecil-kecil yang menyebabkan investor kecewa karena hal yang berkaitan, misalnya, dengan MoU antar pemerintah. Sekian tahun tidak tertangani dengan baik, mereka kecewa,” ungkap Presiden.

Kemudian juga masalah keputusan di bidang-bidang perizinan yang sebetulnya, lanjut Presiden, juga hal-hal yang tidak fundamental. Tetapi karena tidak dimonitor dan diikuti secara detil, sehingga lolos dari pengawasan dan menyebabkan kekecewaan dari investor.

Oleh sebab itu, Presiden menginginkan agar penanganan setiap hal yang berkaitan dengan investasi itu betul-betul dilakukan secara detail.(DND/DNA/ES)

Berita Terbaru