Jadi Kepala BNPT, Kapolri Minta Suhardi Meng-Update Informasi Terorisme Terkini

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 20 Juli 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 29.489 Kali
Kapolri Jend. Tito Karnavian menjawab wartawan usai menghadiri pelantikan Kepala BNPT dan Kepala BPOM, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (20/7) pagi. (Foto: Rahmad/Humas)

Kapolri Jend. Tito Karnavian menjawab wartawan usai menghadiri pelantikan Kepala BNPT dan Kepala BPOM, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (20/7) pagi. (Foto: Humas/Rahmat)

Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian meminta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Suhardi Alius, yang baru dilantik Presiden Joko Widodo, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (20/7) pagi, agar segera meng-update informasi serta beradaptasi dan memahami dinamika terorisme terkini, terutama dengan adanya jaringan gerakan radikal ISIS dan lain-lainnya.

“Yang kedua, sesegera mungkin lakukan konsolidasi internal di lingkungan BNPT sendiri agar sistem dan manajemennya baik,” kata Tito, yang sempat menjabat sebagai Kepala BNPT sebelum dilantik sebagai Kapolri, kepada wartawan usai menghadiri pelantikan Suhardi Alius sebagai Kepala BNPT dan Penny Kusumastuti Lukito sebagai Kepala Badan Pengawas Obat  dan Makanan (BPOM).

Lebih lanjut, Kapolri juga meminta Kepala BNPT segara melakukan konsolidasi dengan semua stakeholders termasuk Polri dan TNI, Kementerian Agama, dan lain-lain terkait program-program deradikalisasi, kontraradikalisasi, kontraidelologi, kemudian program sinergitas intelijen dalam rangka penanganan terorisme.

“Termasuk kerja sama regional dengan counterpartcounterpart negara ASEAN dan kerja sama internasional dengan sejumlah negara-negara penting yang terkait dengan penanganan isu ISIS, karena jaringan sekarang lebih banyak berorientasi pada ISIS,” tegas Tito.

Pemahaman Tentang Terorisme

Mengenai alasan di balik usulan Polri menjadikan Komjen Suhardi Alius sebagai Kepala BNPT, menurut Kapolri, karena selain memiliki kecerdasan intelektual di atas rata-rata, Suhardi juga memiliki pemahaman tentang terorisme.

“Beliau selalu ranking di setiap pendidikan mulai dari Akpol (Akademi Kepolisian), kemudian di PTIK (Pendidikan Tinggi Ilmu Kepolisian), Sespati (Seskolah Perwira Tinggi), dan Lemhanas,” ujar Tito seraya mengungkapkan Suhardi dan dirinya sama-sama mengambil topik tentang terorisme ketika menjalani pendidikan di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas).

Suhardi, ungkap Tito, juga selalu memfasilitasi kegiatan-kegiatan penanganan terorisme serta pernah menjadi Kabareskrim yang juga bersentuhan langsung dengan kasus-kasus terorisme, berkoordinasi dengan Densus 88.

“Beliau juga memiliki jaringan yang cukup bagus, jaringan di ormas-ormas Islam, jaringan-jaringan di TNI beliau sangat bagus sekali, jaringan di dalam Polri juga cukup baik, dan kemudian jaringan eksternal termasuk di luar negeri beliau juga bagus,” pungkas Tito. (UN/ES)

 

Berita Terbaru