Presiden Jokowi Minta Gubernur/Bupati di Papua Tidak Obral Lisensi Kekayaan

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 29 Desember 2014
Kategori: Berita
Dibaca: 23.889 Kali
Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana berdialog dengan para pejabat dan tokoh Adat Papua Barat, di Sorong, Senin (29/12)

Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana berdialog dengan para pejabat dan tokoh Adat Papua Barat, di Sorong, Senin (29/12)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, kunjungannya ke Papua yang dilakukan sejak Sabtu (27/12) lalu membuktikan, Bumi Cenderawasih itu adalah wilayah yang sangat kaya.

“Tanah Papua ini adalah sebuah tanah yang sangat, sangat, sangat kaya raya,” kata Presiden Jokowi saat berdialog dengan Kepala Daerah, Tokoh Adat dan Agama Papua Barat, yang dilaksanakan di kantor Walikota Sorong, Senin (29/12).

Namun demikian, Presiden Jokowi mengingatkan, tanah yang sangat kaya raya itu belum tentu menjamin kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Sebab, lanjut Jokowi, kesejahteraan dan kemakmuran rakyat tidak hanya terletak pada kekayaan sebuah provinsi atau negara.

Presiden Jokowi menunjuk contoh Singapura. “Mereka punya apa? Nggak punya apa-apa. Nggak punya kekayaan sama sekali tapi bisa sangat kaya,” ujar Jokowi seraya menyebut Korea Selatan dan Jepan, yang juga memperoleh sukses serupa Singapura.

Bagi Presiden Jokowi, letak kemakmuran Papua tergantung pada gubernur, bupati, wali kota, dan pejabat eksekutif. Para pejabat itu, lanjut Jokowi, harus menerapkan kebijakan publik yang baik.

“Kebijakan publik yang tepat dan benar, kebijakan publik yang benar dan tepat. Hanya di situ saja,”
tutur Jokowi.

Presiden juga menunjuk contoh, dimana Indonesia pernah mengalami masa kejayaan saat kekayaan minyak dan kayu melimpah di era 1970 hingga 1990-an. Namun kekayaan di masa itu belum bisa memakmurkan rakyat.

“Inilah yang saya titip kepada gubernur, bupati, dan wali kota untuk mengendalikan kekayaan itu. Jangan sampai diobral.  Jangan mengobral lisensi atau izin tapi kekayaan kita habis dan rakyat tidak dapat apa-apa,” tutur Jokowi dalam acara yang juga dihadiri oleh Gubernur Papua Barat Abraham Octavianus Atururi itu.

Ketemu Nelayan

Sebelum berdialog dengan para Kepala Daerah, Tokoh Adat dan Agama Papua Barat, Presiden Jokowi sempat mengunjungi Kampung Nelayan di Distrik Malawei, Sorong.

Ada sekitar 50 rumah terapung yang ada di kawasan ini, dimana setiap rumah berdiri di atas tiang-tiang kayu yang didirikan di pinggiran Pantai Gaya Baru. Tiap-tiap rumah terhubung oleh jembatan kayu semi permanen selebar kurang dari semeter yang akan tenggelam jika air laut pasang. Jalan inilah yang dilalui juga oleh Jokowi.

Presiden Jokowi yang mengenakan kemeja putih sempat memasuki beberapa rumah di kampung nelayan itu, dan berdialog dengan sejumlah warga.

Seusai mengunjungi kampung nelayan dan berdialog dengan Kepala Daerah, Tokoh Adat dan Agama Papua Barat, Presiden Jokowi bersama Ibu Negara Iriana Widodo dijadwalkan akan kembali ke Jakarta, sekaligus mengakhiri rangkaian kunjungannya ke Pulau Papua sejak Sabtu (27/12) lalu.

Pesawat kepresidenan yang membawa rombongan Presiden Jokowi dijadwalkan akan mendarat di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Senin (29/12) sekitar pukul 13.15 WIB.

(*/ANT/ ES)

Berita Terbaru