Presiden Tegaskan Pentingnya Reformasi Struktural dan Inklusivitas dalam RAPBN 2025

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 16 Agustus 2024
Kategori: Berita
Dibaca: 426 Kali

Presiden Jokowi Bersama Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Puan Maharani, usai Menyampaikan Keterangan Pemerintah atas Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU APBN) Tahun Anggaran 2025 beserta Nota Keuangannya pada Rapat Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I DPR RI Tahun Sidang 2024-2025 yang digelar di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat (16/08/2024). (YouTube BPMI Setpres)

 

Presiden menegaskan perlunya melanjutkan reformasi struktural untuk menjaga kebijakan fiskal yang sehat dan kredibel untuk memastikan kebijakan fiskal yang tetap kuat dan dapat diandalkan. Hal tersebut diungkapkan Presiden dalam Pidatonya dalam rangka Penyampaian Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun 2025 dan Nota Keuangannya, di Gedung Nusantara I Kompleks Perkantoran MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat (16/08/2024) siang.

“Kita harus terus melanjutkan reformasi struktural, menjaga kebijakan fiskal yang sehat dan kredibel, serta  meningkatkan kolaborasi kebijakan fiskal, moneter, dan keuangan,” ujar Presiden.

Presiden menjelaskan bahwa, desain belanja, pendapatan, serta pembiayaan dirancang secara fleksibel agar dapat mengantisipasi ketidakpastian dan mendukung keberlanjutan pembangunan, terutama dalam masa transisi pemerintahan.

“Desain belanja dan pendapatan serta pembiayaan perlu dirancang fleksibel, dengan menyediakan ruang fiskal untuk mengantisipasi ketidakpastian, dan mendukung keberlanjutan pembangunan dalam transisi peralihan pemerintahan”, ungkapnya.

Dalam jangka pendek, lanjut Presiden, strategi kebijakan akan difokuskan pada percepatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan antardaerah. Salah satu program utama yang disoroti adalah “Makan Bergizi Gratis” (MBG), UMKM, dan peningkatan ekonomi masyarakat kecil di daerah.

“Strategi kebijakan jangka pendek akan difokuskan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi, menguatkan kesejahteraan dan pemerataan antardaerah. Makan Bergizi Gratis (MBG) diarahkan untuk meningkatkan gizi anak sekaligus memberdayakan UMKM, dan meningkatkan ekonomi masyarakat kecil di daerah”, jelas Presiden.

Presiden juga menyampaikan bahwa, program percepatan renovasi sekolah ditujukan untuk meningkatkan akses, kualitas, serta link and match pendidikan dengan dunia usaha, juga pembangunan sekolah unggulan serta pengembangan ekosistem pendidikan yang kondusif.

“Program percepatan renovasi sekolah untuk meningkatkan akses, kualitas, serta link and match pendidikan dengan dunia usaha, serta pembangunan sekolah unggulan. Ekosistem pendidikan yang kondusif juga akan dikembangkan”, ungkapnya.

Ia menekankan perlunya penguatan lumbung pangan dan jaringan irigasi untuk mendorong produktivitas, menjaga pasokan, dan keterjangkauan harga pangan. Selain itu, lanjutnya, perlu peningkatan pembiayaan rumah murah untuk rakyat serta peningkatan permodalan bagi UMKM untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.

“untuk mendorong produktivitas, menjaga pasokan, dan keterjangkauan harga pangan diperlukan penguatan lumbung pangan dan jaringan irigasi. Serta, untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, diperlukan peningkatan pembiayaan rumah murah untuk rakyat, dan peningkatan permodalan bagi UMKM”, jelas Presiden.

Strategi jangka menengah, menurut Presiden, diarahkan pada akselerasi transformasi ekonomi menuju pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.

“untuk strategi jangka menengah diarahkan untuk mengakselerasi transformasi ekonomi menuju pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan”, jelasnya.

Strategi tersebut, jelas Presiden, dilakukan melalui beberapa langkah penting antara lain penguatan sumber daya manusia (SDM) dan hilirisasi dan transformasi hijau.

“pertama, mewujudkan SDM unggul yang produktif, inovatif, dan berdaya saing melalui pendidikan bermutu, makan bergizi gratis, dan renovasi sekolah, serta kesehatan berkualitas, dan perlindungan sosial. Yang kedua, penguatan hilirisasi dan transformasi hijau untuk meningkatkan aktivitas ekonomi yang bernilai tambah tinggi, yang rendah emisi, dan berorientasi ekspor”, jelasnya.

Selain itu, perlu hilirisasi dan transformasi hijau, peningkatan inklusivitas pembangunan infrastruktur, serta pemantapan reformasi birokrasi.

“Ketiga, meningkatkan inklusivitas dan berkeadilan. Keempat, melanjutkan pembangunan infrastruktur sebagai pendukung transformasi ekonomi. Kelima, pemantapan implementasi reformasi birokrasi dan penyederhanaan regulasi. Keenam, peningkatan ekonomi kreatif dan kewirausahaan melalui pemberdayaan dan peningkatan akses permodalan bagi UMKM”, ungkap Presiden.

Presiden juga menekankan pentingnya penguatan pertahanan dan keamanan, kemandirian pangan dan energi, serta penghormatan dan penegakan hak asasi manusia.

“Ketujuh, penguatan pertahanan dan keamanan serta kemandirian pangan dan energi. Yang kedelapan, penguatan nasionalisme, demokrasi, serta penghormatan dan penegakan Hak Asasi Manusia”, jelasnya. (ECH/ABD)

Berita Terbaru