Jubir Covid-19: Kasus 25 Meninggal, WNA Masuk RS dengan Sakit Diabetes, Hipertensi, dan Penyakit Paru

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 11 Maret 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 1.548 Kali

Achmad Yurianto, Jubir Penanganan Covid-19. (Foto: Dokumentasi Humas/Jay).

Juru Bicara (Jubir) Penanganan Wabah Virus Korona (Covid-19), Achmad Yurianto, menyampaikan bahwa pada Rabu (11/3) dini hari sekitar pukul 02.00 lewat sedikit, pasien dengan identitas nomor 25 meninggal dunia, sebelum masuk rumah sakit warga negara asing (WNA) tersebut sudah dalam keadaan sakit berat yang dideritanya.

”Memang ada faktor penyakit yang mendahuluinya di antaranya adalah diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun yang sudah cukup lama diderita,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Achmad Yurianto, saat memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Provinsi DKI Jakarta, Rabu (11/3).

Pasien ini, menurut Dirjen P2P, adalah seorang perempuan usianya 53 tahun dan merupakan Warga Negara Asing (WNA). Ia menambahkan bahwa Kedutaan Besar dan lainnya sudah tahu sejak awal dan sekarang sedang dalam proses pengiriman kembali jenazahnya ke negaranya, dan selama perawatan didampingi oleh suaminya.

”Pasien 06 dan pasien 14 ini sudah dua kali diperiksa dan negatif. Artinya sekarang kita sedang mengedukasi mereka untuk persiapan pulang dengan melaksanakan self isolated, artinya dia harus melakukan isolasi diri di lingkungan keluarganya,” tambah Jubir Covid-19.

Hal ini, menurut Dirjen P2P, bukan sesuatu yang mudah karena harus disampaikan betul meskipun sudah negatif masih berharap yang bersangkutan berhati-hati. Saat ini, menurut Dirjen P2P, kondisinya baik tidak ada keluhan apapun dan sebentar lagi akan mencoba mengkoordinasikan supaya dikembalikan.

”Tentunya di dalam self isolated ini mereka harus tetap menggunakan masker, menghindari kontak dekat dengan anggota keluarganya, tidak menggunakan alat makan dan minum bersama, mengurangi aktivitas di luar rumah terutama yang terkait dengan aktivitas untuk bertemu dengan orang lain. Ini yang kita lakukan,” ujarnya.

Sementara untuk pasien yang lain, menurut Dirjen P2P, kondisinya semakin membaik. Ia berharap tidak berapa lama lagi akan banyak lagi yang menuju ke negatif dan bisa dipulangkan.

”Kemudian tracing tetap kita jalankan dan kita menemukan beberapa Pasien Dalam Pengawasan (PDP) baru dari hasil tracing kita dan sudah kita kirimkan spesimennya ke laboratorium dan sudah dilakukan pemeriksaan. Kita berharap siang ini kami sudah mendapatkan hasilnya dari periksaan laboratorium setidak-tidaknya adalah pemeriksaan yang pertama,” jelas Yuri panggilan dekat Achmad Yurianto.

Beberapa PDP yang sudah dilakukan observasi dalam beberapa hari terakhir, lanjut Yuri, ternyata diyakini dari beberapa kali pemeriksaan hasilnya tetap negatif, keluhannya juga tidak ada maka banyak yang sudah di pulangkan juga. ”Dan kita minta mereka untuk melaksanakan self isolated dan tetap di dalam pantauan dinas kesehatan setempat,” tambahnya.

Kendala dalam tracing, menurut Jubir Covid-19, di antaranya adalah sering kali pasien yang sudah jelas-jelas positif tidak mampu mengingat dengan baik dalam 14 hari terakhir ketemu siapa dan dimana sehingga menjadi tantangan bagi Pemerintah.

”Oleh karena itu tetap kita akan melakukan ini tetapi yang paling penting bagi kita adalah bagaimana memberdayakan masyarakat di sekitarnya dan memberikan edukasi semaksimal mungkin agar mereka tetap merespons ini dengan sikap yang hati-hati tetapi tidak panik,” imbuh Dirjen P2P. (MAY/EN)

Berita Terbaru