Jubir Satgas Covid-19: Ada 74 Kabupaten/Kota Tanpa Kasus Aktif

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 9 September 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 1.086 Kali

Jubir Satgas Covid-19, Wiku dalam jumpa pers update penanganan Covid-19 di Kantor Presiden beberapa waktu lalu.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, menyampaikan bahwa kasus aktif di Indonesia masih berada di bawah rata-rata dunia yakni rata-ratanya 24,4% atau 48.847 kasus sedangkan tingkat dunia rata-rata berada di angka 25,47%.

Untuk persebaran kasus aktif di 514 kabupaten/kota per 6 September 2020, Wiku sampaikan ada 310 kabupaten/kota dari 514 kabupaten/kota yang memiliki kasus di bawah 50 kasus atau 60,31%.

“Jadi ini adalah prestasi secara keseluruhan bahwa ada 310 kabupaten/kota yang memiliki kasus dibawah 50 kasus, dan ini harus ditekan terus agar menjadi lebih rendah lagi,” jelas Jubir Covid-19, di Kantor Presiden, Provinsi DKI Jakarta, Selasa (8/9).

Menurut Wiku, ada 74 kabupaten kota yang tidak ada kasus aktif sama sekali, dan 11 kabupaten/kota yang memiliki kasus aktif lebih dari 1000. Ia menambahkan rinciannya itu berada di Kota Bekasi (1.025 kasus), Jakarta Utara (1.043 kasus), Kota Depok (1.043 kasus), kota Surabaya (1.116 kasus), Jakarta Selatan (1.149 kasus), Jakarta Pusat (1.312 kasus), Kota Makassar (1.363 kasus), Jakarta Barat (1.372 kasus), Jakarta Timur (1.429 kasus), Kota Medan (1.454 kasus) dan Kota Semarang (2.591 kasus).

Pada peta zonasi risiko, Wiku sampaikan kondisinya terjadi perubahan zona risiko, yakni risiko tinggi (merah) naik menjadi 70 daerah dari sebelumnya 65 di daerah, risiko sedang (oranye) naik jadi 267 daerah dari 230 daerah, sedangkan risiko rendah (kuning) turun jadi 114 daerah dari 151 daerah.

“Pada zona hijau yakni tidak ada kasus baru turun jadi 38 daerah dari 42 daerah, dan tidak terdampak turun jadi 25 daerah dari 26 daerah,” ujarnya.

Rinciannya, tambah Wiku, ada 55 kabupaten/kota yang berubah zona risiko dari kuning menjadi oranye tersebar pada 22 provinsi dan 29 kabupaten/kota dengan perubahan zona risiko dari oranye menjadi merah yang tersebar pada 15 provinsi.

Sementara persentase kesembuhan di Indonesia yakni 71,5% dibandingkan rata-rata dunia 71,26%. Untuk kasus meninggal di angka 4,1% atau 8.230 kasus, lanjut Wiku, ada rata-rata dunia di angka 3,26% dan untuk penambahan kasus baru per 8 September 2020, sebanyak 3.046 kasus.

“Target kita bersama memastikan jumlah kasus sembuhnya makin hari, makin tinggi. Dan jumlah kasus aktifnya, makin hari harus makin turun, sedangkan jumlah kasus meninggalnya, makin hari makin turun. Dengan demikian kita tetap mendapatkan 100%, dengan persentase utama ialah kasus sembuh,” jelasnya.

Ia melanjutkan, dalam seminggu terakhir ini, pada kasus positif ada kenaikan 18,6% yakni dari sebelumnya 18.625 kasus menjadi 22.097 kasus. “Kenaikan kasus ini tertinggi berada di Bali naik 100%, Sulawesi Selatan naik 84,4%, Riau naik 68,5%, DKI Jakarta naik 31% dan Jawa Tengah naik 19,6%,” katanya .

Untuk kasus meninggal secara mingguan, menurut Wiku, terjadi penambahan 3% yaitu dari 663 kasus menjadi 683 kasus. Ada 5 provinsi dengan persentase kematian tertinggi adalah Jawa Timur (7,14%), Jawa Tengah (7,06%), Bengkulu (6,65%), Sumatera Selatan (5,95%) dan Nusa Tenggara Barat (5,9%).

Sementara angka kesembuhan per provinsi cenderung fluktuatif mingguannya yaitu secara nasional penambahan kasus sembuh mengalami penurunan 13,64% dari 16.691 kasus menjadi 14.414 kasus.

Ada 5 provinsi dengan kasus sembuh tertinggi yaitu DKI Jakarta (33.519 kasus), Jawa Timur (28.033 kasus), Jawa Tengah (10.018 kasus), Sulawesi Selatan (9.663 kasus) dan Kalimantan Selatan (6.802 kasus).

Untuk persentase kesembuhan tertinggi berada di Kepulauan Bangka Belitung (95,06%), Sulawesi Tengah (88,89%), Kalimantan Barat (87,22%), Gorontalo (85,96%) dan Maluku Utara (83,68%).

“Ini adalah target kesembuhan yang harusnya diikuti daerah-daerah lain di Indonesia, agar secara kolektif, gambaran Indonesia secara keseluruhan jadi tinggi,” lanjut Wiku.

Selain itu untuk upaya mitigasi terkini pada 3 provinsi tertinggi kasus Covid-19 telah melakukan sejumlah upaya. Yakni DKI Jakarta telah membuat fasilitas isoloasi mandiri di dua tower Wisma Atlet dan Sekda DKI Jakarta telah membuat surat edaran No. 02/SE/2020 tentang pengaturan mekanisme kerja ASN.

Lalu Jawa Barat melakukan pelaksanaan testing PCR lebih dari 50 ribu per Minggu, arahan kedisiplinan protokol kepada pengelola kawasan industri dan peresmian Smart Digital Village Pesantren.

Sementara Jawa Timur, Wiku sampaikan bahwa gubernur telah mengeluarkan arahan kepada bakal calon, KPU dan Bawaslu menjelang pilkada serentak. Lalu Gubernur Jatim dan para penyintas Covid-19 sosialisasi protokol kesehatan bersama. (Tim Komunikasi Komite Penanganan Covid-19 dan PEN/EN)

Berita Terbaru