Jubir Satgas Covid-19: Konferensi Pers Akan Berisi Edukasi Melalui Analisis Data Kasus
Juru Bicara (Jubir) Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, menyampaikan bahwa sosialisasi yang disampaikan ke depan akan berisi tentang edukasi melalui analisis data kasus.
“Satgas tidak lagi mengumumkan data harian melalui konferensi Pers. Namun demikian, seluruh data update harian terhadap kasus yang ada disampaikan selalu melalui portal www.covid19.go.id/peta-sebaran,” ujar Jubir Satgas Covid-19 saat memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Provinsi DKI Jakarta, Jumat (24/7).
Di situs tersebut, Jubir Satgas Covid-19 menyampaikan ada perkembangan kasus yang bisa diakses oleh masyarakat dan media tentang keadaan terkininya.
“Data-data tersebut akan diumumkan secara rutin setiap jam 16.00 setiap hari, dan ini tergantung dari pengiriman data dari Kementerian Kesehatan yang melakukan verifikasi dari seluruh data nasional yang masuk,” kata Jubir Satgas Covid-19.
Lebih lanjut, Wiku menyampaikan bahwa harapan pada masa yang akan datang data-data ini akan bisa diakses oleh masyarakat dengan real time dan datanya tidak berbeda antara data nasional dengan di daerah.
“Tidak ada maksud untuk menutup-nutupi data, mari kita dorong transparasi publik dan silakan masyarakat ikut mengontrol apabila ada kondisi yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya,” katanya.
Pada kesempatan itu, Jubir Satgas Covid-19 juga menyampaikan analisis data mingguan agar masyarakat betul-betul memahami Covid-19 dan bagaimana cara penularan dari virus.
Sebagai contoh, terkait perkembangan kasus positif Covid-19, Wiku menyampaikan bahwa per tanggal 23 Juli jumlah kasus positif ada 1.906, dam kalau dilihat jumlah ini pernah lebih rendah yaitu pada tanggal 14 Juli yaitu 1.282. Jumlah kasus tertinggi pada pekan tersebut, lanjut Wiku, yakni pada tanggal 9 Juli sebesar 2.657 karena ada klaster Secapa di Bandung.
Untuk persentase kematian, Wiku menyampaikan bahwa pada bulan Juli maksimumnya sudah menurun cukup banyak yaitu 5,08% dan rata-ratanya 4,86%, sedangkan angka kematian dunia adalah 4,2%, jadi Indonesia sudah mendekati rata-rata dari dunia.
Perubahan ini terjadi, menurut Wiku, karena manajemen kasus pasien yang lebih baik dari waktu ke waktu, semua belajar, dan jumlah ruang isolasinya pun sekarang sudah meningkat menjadi 23.519, jumlah bed isolasinya pun juga meningkat menjadi 188.510 di Indonesia.
“Jumlah tenaga kesehatan yang pengetahuannya makin tinggi dan terbiasa menangani COVID-19 juga makin baik. Kemudian juga jumlah rumah sakit rujukan yang meningkat sampai dengan sekarang sudah ada 839 rumah sakit rujukan di Indonesia,” jelas Jubir Satgas Covid-19.
Persentase kesembuhan dari kasus positif di tingkat nasional, menurut Wiku, terlihat di sini presentase kesembuhan dari bulan Maret-Juli meningkat dari rata-rata 3,84%, bulan April 9,79%, di bulan Mei presentasenya meningkat lebih lagi menjadi 21,97%, di bulan Juni 37,19%, dan pada bulan Juli ini mencapai rata-rata per sekarang adalah 47,08%, serta pada tanggal 23 Juli yaitu kemarin presentase kesembuhannya adalah 55,7%.
“Jadi kita harus optimis tetapi kita harus tetap waspada dan patuh bila ada Pasien Dalam Pengawasan ataupun yang terkonfirmasi dan menjalani isolasi mandiri di rumah jangan sampai terlambat untuk datang ke rumah sakit bila keadaannya memburuk,” ujarnya.
Di bagian akhir, Jubir Satgas Covid-19 menyampaikan meskipun ada berbagai berita positif tetap harus tetap waspada, saling mengingatkan untuk pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, karena masih terjadi beberapa kerumunan di masyarakat baik itu tempat umum maupun wisata dan aktivitas sosial lainnya.
“Sekali lagi tolong agar kita semua disiplin mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan. Ini adalah investasi untuk kita, untuk kami, untuk seluruh masyarakat Indonesia agar bisa beraktivitas produktif dan aman Covid-19,” pungkas Wiku. (MAY/EN)