Kejar Ketertinggalan, Presiden Akan Selalu Cek Proyek Infrastruktur

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 24 Maret 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 34.609 Kali
Presiden Jokowi memberi arahan pada saat peresmian Bandara Juwata (23/3) di Tarakan, Kalimantan Utara. (Foto: Humas/Jay)

Presiden Jokowi memberi arahan pada saat peresmian Bandara Juwata (23/3) di Tarakan, Kalimantan Utara. (Foto: Humas/Jay)

Presiden Joko Widodo mengungkapkan infrastruktur yang ada di Indonesia saat ini sudah tertinggal jika dibandingkan dengan negara tetangga kita seperti Malaysia dan Singapura. Untuk itu, ujar Jokowi saat meresmikan Bandar Udara Juwata di Tarakan, Kalimantan Utara (23/3), Indonesia harus mempercepat pembangunan infrastruktur untuk mengejar ketertinggalan tersebut.

Presiden mengungkapkan, belum memadainya infrastruktur, menyebabkan biaya logistik dan biaya transportasi di Indonesia mahal sekali, 2 sampai 2,5 kali lipat kalau dibandingkan dengan Malaysia maupun Singapura sehingga harga produk kita menjadi mahal semuanya.

“Ini basic sekali, ini pondasi. Kalau (pembangunan infrastruktur) ini tidak dipercepat, ya kita akan ditinggal oleh kompetisi itu. Kalau ini tidak dikerjakan siang-malam, ya kita akan ditinggal oleh persaingan itu,” kata Presiden.

Untuk itu, lanjut Presiden, dia sudah memerintahkan kepada Menteri PU Pera dan Menteri Perhubungan yang banyak berhubungan dengan infrastruktur untuk mengejar ketertinggalan tersebut.

“Kejar sudah, kerja jangan 1 shift, kerja 3 shift,” ujar Jokowi kepada Menteri PU Pera dan Menhub.

Presiden Jokowi juga menegaskan bahwa dia akan melakukan pengecekan untuk setiap proyek-proyek besar infrastruktur.

“Tadi di Bandara mana tadi, di Pontianak saya cek tadi juga ada pembangunan terminal baru. Saya cek mendadak di Tol Sumatera juga, saya cek. Saya senangnya kan cek langsung, cek langsung,” tegas Jokowi.

Selain controlling yang bagus, lanjut Presiden, pengecekan proyek tersebut juga akan memberikan semangat, kualitas yang baik, serta kecepatan selesainya juga bisa cepat.

“Karena kalau saya cek 6 kali, menterinya pasti 12 kali. Kalau menterinya 12 kali, dirjen-nya pasti 24 kali, pasti itu. Mesti seperti itu. Juga controlling-nya akan bagus, kualitasnya akan baik. Yang bekerja juga merasa diawasi, merasa dikejar untuk cepat selesai,” kata Jokowi.

Konektivitas

Presiden juga menegaskan infrastruktur seperti bandar udara, jalan tol, pelabuhan, jalur kereta api, dan tol laut harus dibangun untuk mempersatukan seluruh daerah yang ada di Indonesia, dari provinsi yang paling barat sampai provinsi yang paling timur, kabupaten yang paling barat sampai kabupaten dan kota paling timur.

“Konektivitas ini akan mempersatukan rakyat, mempersatukan masyarakat. Orang Aceh mau terbang ke Raja Ampat bisa, orang Lhokseumawe mau terbang langsung ke Wamena bisa, dari Tarakan langsung terbang ke Aceh juga bisa, dari Tarakan mau terbang ke Wamena juga bisa,”  kata Presiden.

(UN/SLN)

Berita Terbaru