Kejujuran Jadi Tantangan, Presiden Jokowi: Di Media Sosial Banyak Kabar Bohong

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 18 September 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 21.494 Kali
Presiden Jokowi memukul bedug tanda dimulainya pembukaan PERWIMANAS II, di lapangan tembak Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, Senin (18/9) pagi. (Foto: NIA/Humas)

Presiden Jokowi memukul bedug tanda dimulainya pembukaan PERWIMANAS II, di lapangan tembak Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, Senin (18/9) pagi. (Foto: Humas/Nia)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, bahwa tantangan keterbukaan saat ini adalah media sosial yang sangat terbuka dimana semua orang bisa mengabarkan apa saja, termasuk hal yang baik dan positif.

“Tetapi juga jangan lupa di media sosial sekarang ini bertebaran yang jelek-jelek, yang menjelekkan, yang negatif, yang fitnah, yang mencela, yang hoax, yang kabar bohong. Itu juga menjadi tantangan kita ke depan,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada acara Perkemahan Wirakarya Pramuka Ma’arif NU Nasional (PERWIMANAS) II, di lapangan tembak Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, Senin (18/9) pagi.

Kepala Negara juga menegaskan, bahwa bangsa Indonesia juga dihadapkan dengan makin maraknya narkoba yang jenisnya bermacam-macam. Oleh sebab itu, Kepala Negara mengajak semuanya untuk menyadari bahwa tantangan-tantangan itu ada di depan bangsa Indonesia.

“Bagaimana kita beradu cepat dengan negara lain, kalau tidak ya kita akan ditinggal. Bagaimana kita beradu inovasi dengan negara yang lain, kalau tidak kita juga akan ditinggal. Bagaimana kita beradu kreatifitas, kalau tidak kita kreatif ya kita akan ditinggal,” tutur Kepala Negara.

Tetapi Presiden Jokowi meyakini, dengan sebuah pondasi karakter yang baik, Pramuka Ma’arif NU mampu menatap masa depan, memenangkan persaingan, dan memenangkan kompetisi karena basic karakter itu sudah ada. “Tinggal disuntik dikit-dikit,” ujarnya.

Presiden mengajak para Pramuka Ma’arif NU bersiap diri menghadapi tantangan-tantangan perubahan yang datang begitu cepat, dimana  perubahan dan inovasi teknologi terjadi setiap saat, jam, menit, dan detik.

Ia mengingatkan, jika bangsa Indonesia tidak cepat menyiapkan diri, melakukan terobosan, dan melakukan lompatan kemajuan, kecepatan dalam bertindak, serta kecepatan dalam merespon inovasi teknologi, maka bangsa Indonesia akan tertinggal dan digulung oleh perubahan itu sendiri.

Oleh karena itu, Kepala Negara mengajak para Pramuka Ma’arif NU agar jangan pernah puas dengan apa yang telah dicapai. “Terus pelajari hal-hal yang baru. Temukan hal-hal baru. Praktikkan hal-hal baru yang bisa membawa kemajuan diri kita, umat, dan juga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai,” tutur Kepala Negara.

Acara pembukaan PERWIMANAS II itu dihadiri Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (UN/GUN/ES)

 

Berita Terbaru