Kelar 2018, Bendungan Kuningan Mampu Tampung Air 25 Juta M3

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 23 Oktober 2017
Kategori: Nusantara
Dibaca: 7.676 Kali

Bendungan KuninganMenteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Jumat (20/10) mengecek perkembangan proyek strategis bidang sumber daya air yang tengah dikerjakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung, yaitu Bendungan Kuningan dan Cipanas, yang saat ini tengah dalam penyelesaian.

Kepala Balai BBWS Cimanuk Cisanggarung Bob Arthur Lambogia dalam paparannya di hadapan Menteri PUPR menjelaskan, Bendungan Kuningan yang dibangun dengan anggaran konstruksi sebesar Rp 464 miliar, akan memiliki daya tampung sebesar 25 juta m3. Progres fisik bendungan ini sudah mencapai 62% dan ditargetkan selesai tahun 2018.

“Manfaat dibangunnya Bendungan Kuningan yakni sebagai sumber air bagi Daerah Irigasi Cileuweung seluas 1.000 hektar dan Daerah Irigasi Jangkelok seluas 2.000 hektar. Disamping itu, memberikan manfaat bagi pengendalian banjir, air baku 300 liter/detik dan potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebesar 535 KW,” ungkap Bob.

Sementara untuk progres konstruksi Bendungan Cipanas yang kontrak pembangunannya ditandatangani pada November 2016, saat ini sudah mencapai 7%, dan ditargetkan selesai tahun 2021. Bendungan ini akan menampung air sebanyak 190 juta m3 dengan biaya pembangunan Rp 1,2 triliun.

Manfaat Bendungan Cipanas, menurut Bob, adalah sebagai sumber air untuk irigasi pertanian di wilayah Sumedang dan Indramayu. Bendungan yang memiliki  luas sekitar 8.089 hektar ini, akan berfungsi menghasilkan air baku dan pengendali banjir di wilayah Pantura, dan juga penghasil listrik 3 megawatt.

Selain itu, Bob Arthur menjelaskan bahwa BBWS Cimanuk Cisanggarung tengah membangun Bendung Copong sebagai bagian dari pengembangan daerah irigasi (DI) Leuwigoong di Kabupaten Garut.

“Progres fisiknya sudah tuntas untuk Bendung dan paket 9A-9B. Sedangkan paket 9C dan 9D baru mencapai 85 persen,” jelas Bob.

Lalu pembangunan Di Rengrang di Kabupaten Sumedang yang progres fisiknya telah mencapai 45 persen dimana sebagian lahannya masih dalam tahap pembebasan lahan.  Pembangunan DI Rengrag sudah dilakukan sejak 2014 dan diperkirakan rampung 2018.

Kemudian melakukan modernisasi DI Rentang di Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Cirebon. Modernisasi yang dilakukan adalah rehabilitasi pintu atau bangunan ukur elektrikal atau mekanikal. Sampai dengan Oktober ini progresnya sudah mencapai 80 persen.

Teknologi Pengganti Bronjong

Kepala Balai BBWS Cimanuk Cisanggarung Bob Arthur Lambogia juga memperlihatkan kepada Menteri Basuki cara kerja teknologi pengganti bronjong sebagai pencegah sedimentasi yang dinamakan teknologi Sistem Urug dengan Perkuatan Wadah (SUPW) Generik.

Teknologi ini akan diterapkan dalam kegiatan pemeliharaan Sungai Babakan, Kabupaten Brebes oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung pada bulan November 2017.

Menurut Menteri Basuki, teknologi yang ada menggunakan panel yang terbuat dari bambu dengan harga satuan Ro 1 juta per m3. “Ke depan akan dikembangkan dengan menggunakan panel beton sehingga memiliki dua pilihan yang disesuaikan dengan kebutuhan,” ujarnya.

Desain SUPW Generik terdiri dari 8 panel baja yang masing-masing panel diisi oleh bambu, hebel, batu, pipa paralon diisi tanah, hidroponik, batu bata, dan paving blok. (BKP Kementerian PUPR/ES)

 

Nusantara Terbaru