Kemenperin Latih Delegasi Seychelles Tentang Industri Kecil Menengah Pangan dan Tekstil

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 8 Maret 2016
Kategori: Nusantara
Dibaca: 13.854 Kali

DelegasiKementerian Perindustrian (Kemenperin) Republik Indonesia akan memberikan pelatihan kepada Delegasi Republik Seychelles mengenai pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) pada sektor pangan dan tekstil. Kegiatan ini merupakan salah satu pelaksanaan dari Nota Kesepahaman antara Direktorat Jenderal IKM Kemenperin RI dengan JJ Spirit Foundation Republik Seychelles yang ditandatangani pada tahun 2015.

“Para Delegasi Seychelles tersebut akan diberikan materi tentang program dan kebijakan pemerintah dalam pengembangan IKM di Indonesia serta kerjasama yang telah dilakukan sektor IKM,” ujar Dirjen IKM Kemenperin RI, Euis Saedah pada acara Penyambutan Delegasi Republik Seychelles di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kemenperin RI, Jakarta, Senin (7/3) malam.

Euis menambahkan, untuk mendukung materi yang diberikan, para delegasi akan dibawa mengunjungi ke Balai Besar Tekstil – Bandung dan Balai Besar Industri Agro – Bogor, Jawa Barat. Bahkan, mereka juga akan diberikan program pemagangan di IKM makanan ringan di Sidoarjo, Jawa Timur dan Bogor, Jawa Barat, serta industri tenun di Sukabumi, Jawa Barat.

“Kami juga akan berikan tugas kepada para peserta untuk mengidentifikasi IKM mana yang dapat di-co branding-kan antara Indonesia dan Seychelles, serta membuat konsep website portal IKM Afrika-ASEAN,” tutur Euis.

Sementara itu, Duta Besar Khusus Seychelles untuk ASEAN Nico Barito menjelaskan, program yang disebut Seychelles Young Leadership Programme 2016 ini diselenggarakan pada tanggal 7-29 Maret 2016.

“Program ini akan diadakan di berbagai lokasi di Indonesia, yang diikuti 16 peserta dengan disebar ke empat instansi atau lembaga, diantaranya Kemenperin RI, Badan Narkotika Nasional, dan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta,” papar Nico.

Menurut Nico, pengiriman delegasi ini sudah keempat kalinya diselenggarakan Republik Seychelles ke negara-negara sahabat. “Tujuannya adalah untuk transfer pengetahuan dan teknologi yang nantinya dapat diajarkan setelah sekembalinya mereka ke Seychelles,” ujarnya.

Tahun ini, dari 16 peserta, sebanyak enam delegasi yang mengikuti program pengembangan IKM di bawah supervisi dari Ditjen IKM Kemenperin RI. “Diharapkan dengan terselenggaranya kegiatan ini, masyarakat Seychelles melalui delegasinya dapat mengenal produk-produk IKM Indonesia,” kata Euis.

Di samping itu, Indonesia juga dapat melakukan transfer teknologi tepat guna bagi pengembangan produk di Seychelles, misalnya teknologi industri agro berbasis hasil laut yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan IKM pangan. “Hal ini membuka peluang bagi Indonesia untuk mengekspor mesin dan peralatan yang sudah lebih unggul dari segi teknologi dibandingkan Seychelles,” ucap Euis.

Dalam kerjasama ini, Euis pun mengharapkan Pemerintah Seychelles dapat memberikan dukungan fasilitas agar produk unggulan IKM Indonesia dapat dinikmati oleh masyarakatnya. Fasilitas tersebut meliputi kemudahan ekspor, promosi melalui pameran, dan akses pemasaran ke pusat-pusat perbelanjaan.

Menurut Euis, produk-produk IKM yang saat ini perlu ditingkatkan ekspornya ke Seychelles, diantaranya kerajinan dan produk fashion. “Apabila produk-produk IKM Indonesia itu dapat memasuki pasar lokal Seychelles akan menyumbangkan tambahan nilai ekspor Indonesia,” tegasnya.

Seychelles dan Indonesia merupakan anggota dari Forum of SMEs Africa ASEAN (FORSEAA) yang terbentuk pada 4 Maret 2014. Forum ini bertujuan untuk mengelola dan mengatur kelancaran pengembangan potensi ekonomi ASEAN dan Afrika.

FORSEAA juga berperan menghubungkan produsen ASEAN dan Afrika serta negara lainnya untuk memperluas akses pasar, memanfaatkan sumber daya alam, peningkatan desain, dan menciptakan citra merek global. Saat ini, FORSEAA diketuai dari delegasi Seychelles, sedangkan delegasi Indonesia sebagai wakil ketua. Adapun anggota Negara FORSEAA antara lain Brunai Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Myanmar, Kenya, Nigeria, Seychelles, Somalia, Afrika Selatan, Sudan, dan Zimbabwe. (Humas Kemenperin/ES

Nusantara Terbaru