Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Kemensos Siapkan Logistik & Program Berbasis Komunitas

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 13 Oktober 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 875 Kali

Mensos Juliari P. Batubara (Foto: Humas/Teguh)

Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (13/10) pagi, memimpin Rapat Terbatas (Ratas) membahas mengenai antisipasi bencana hidrometeorologi sebagai dampak dari fenomena La Nina di kawasan Pasifik.

Sebagaimana disampaikan oleh Menteri Sosial (Mensos) Juliari P. Batubara, dalam Ratas tersebut Presiden memerintahkan Kementerian/Lembaga terkait untuk menyiapkan langkah antisipasi bencana tersebut, dengan berlandaskan pada prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Dalam menghadapi kemungkinan bencana ini, papar Juliari, Kemensos menggalakkan Program Penanganan Bencana Berbasis Komunitas atau Community-Based Disaster Management (CBDM). Kemensos telah menyiapkan hampir 40.000 relawan serta kampung siaga di daerah rawan bencana.

“Intinya bahwa daerah-daerah rawan bencana tersebut bisa mengandalkan komunitasnya di dalam pada saat bencana datang maupun mitigasi terhadap bencana,” kata Mensos.

Kemensos juga menyiapkan stok logistik dan peralatan, baik berupa makanan maupun peralatan dasar yang dibutuhkan pada saat bencana. “Kami ada tiga gudang dan juga dilengkapi beberapa gudang yang di provinsi  bekerja sama dengan pemda,” kata Juliari.

Pemerintah, ujarnya, ingin memastikan bahwa pada saat bencana datang masyarakat yang terdampak bencana bisa segera mendapatkan kebutuhan dasarnya.

“Instruksi Presiden kepada Kemensos tadi adalah agar pada saat darurat bencana atau pada saat bencana datang, bantuan-bantuan kebutuhan dasar yang dibutuhkan masyarakat terdampak bencana bisa segera didistribusikan,” kata Mensos.

Menjawab pertanyaan wartawan mengenai strategi penanganan pengungsi ketika terjadi bencana di tengah pandemi Covid-19 saat ini, Juliari mengungkapkan bahwa pihaknya tentu akan menyiapkan lokasi dan strategi penanganan sehingga tidak menimbulkan klaster baru Covid-19.

“Apabila itu menggunakan tenda, tentunya tidak bisa diisi sebanyak orang seperti kondisi normal. Jumlahnya pasti kita akan kurangi tapi teknis pelaksanaannya seperti apa tergantung lokasinya,” ujar Mensos.

Pihaknya, lanjut Mensos, juga akan menyediakan masker dan peralatan alat proteksi diri agar tidak terjadi penularan Covid-19.  “Mungkin juga kami akan bekerja sama dengan Kemenkes khususnya, apakah mungkin di lokasi-lokasi pengungsian, apabila ada lokasi pengungsian di tempat-tempat bencana kita lakukan misalnya testing, apakah itu rapid test ataukah PCR,” kata Juliari. (FID/TGH/UN)

Berita Terbaru