Kementan Gelar Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Untuk Antisipasi Perubahan Iklim

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 24 Februari 2022
Kategori: Berita
Dibaca: 2.846 Kali

Mentan Syahrul Yasin Limpo membuka Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Tahun 2022 bertema “Adaptasi dan Mitigasi Pertanian Terhadap Perubahan Iklim”, secara virtual, Rabu (23/02/2022). (Foto: Humas Kementan)

Kementerian Pertanian (Kementan) menyelenggarakan Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Tahun 2022 dengan tema “Adaptasi dan Mitigasi Pertanian Terhadap Perubahan Iklim” yang berlangsung mulai tanggal 23 Februari hingga 17 Maret 2022. Kementan menargetkan peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) pertanian untuk adaptasi dan mitigasi pertanian terhadap perubahan iklim atau climate change.

“Apa yang kita buat ini adalah sesuatu yang hebat, sesuatu yang luar biasa, sesuatu yang sangat penting bagi negara bangsa dan rakyat,” ujar Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam sambutannya saat membuka pelatihan, secara virtual, Rabu (23/02/2022).

Mentan menekankan, menghadapi tantangan yang ada dan kondisi yang tidak terduga seperti perubahan iklim dan dampak akibat pandemi COVID-19 harus dilakukan dengan serius dan perhitungan yang tepat. Pemerintah, imbuhnya, harus memperhatikan berlanjutan suplai pangan bagi 273 juta penduduk Indonesia.

“Kementan tidak boleh salah hitung atau berspekulasi menghitungnya,” ujarnya.

Namun, Syahrul menyakini bahwa insan pertanian Indonesia dapat melewati dan menghadapi serta beradaptasi dengan situasi perubahan iklim ini. Ia pun menekankan pentingnya inovasi teknologi dan sistem digital karena semua kegiatan pertanian bisa ter-update secara cepat.

“Kita sudah harus pakai artificial intelligence untuk mengetahui seperti apa agroclimate yang ada, kita harus menggunakan digital system,” ujarnya.

Mentan menyadari tantangan insan pertanian dalam menghadapi perubahan iklim tidak kecil. Namun, ia meyakini pertanian Indonesia juga memiliki banyak faktor pendukung.

“Alam kita menjanjikan dari Sabang sampai Merauke, orang kita banyak, teknologi, pelatihan, riset, hanya tinggal ketekunan- ketekunan yang harus dilakukan,” tandasnya.

Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementan, Dedi Nursyamsi dalam laporannya menyampaikan, saat ini dunia didera oleh dampak perubahan iklim dan pandemi COVID-19 yang hingga kini belum usai, namun Kementan harus tetap menjaga bagaimana caranya produktivitas dan produksi pertanian tetap meningkat.

Dedi menegaskan, Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh merupakan program reguler maksimum, agar petani mengerti dan memahami perubahan iklim beserta dampak dan cara mengatasinya. Dedi pun berharap agar para petani mampu mengimplementasikan teknologi adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.

“Sasaran peserta ditargetkan sekitar 1.568.483 orang bahkan lebih, yang terdiri dari petani dan insan pertanian lainnya sejumlah 1,5 juta orang serta penyuluh pertanian sebanyak 68.483 orang”, ujar Dedi.

Pelatihan ini akan melibatkan petani, Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S), Ikatan Alumni Magang Jepang (IKAMAJA), Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA), Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/DPA), Perhimpunan Penyuluh Pertanian (PERHIPTANI), serta insan pertanian lainnya yang akan dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis (UPT) lingkup BPPSDMP. (HUMAS KEMENTAN/UN)

Kunjungi laman resmi Kementan melalui tautan ini.
Berita Terbaru