Kementerian ESDM Pastikan Pasokan Listrik, Elpiji, dan BBM Idulfitri serta Arus Balik Aman
Hingga 26 Juni 2017 atau satu hari usai Hari Raya Idul Fitri 1438 H, pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM), LPG, dan pasokan listrik dilaporkan dalam kondisi aman.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan, hingga saat ini sektor ESDM terus melakukan pemantauan dan siap siaga. Petugas Posko Nasional ESDM maupun tim di lapangan selalu bergantian melakukan monitoring.
“Secara umum, untuk sektor minyak dan gas bumi baik penyediaan stok BBM dan LPG sampai distribusi aman selama arus balik. Ketenagalistrikan juga sama, penyediaan tenaga listrik nasional aman. Sementara untuk kebencanaan geologi, petugas melakukan monitoring terus-menerus untuk gunung dengan level IV (AWAS). Peringatan terhadap warga/pengunjung, terutama untuk gunung-gunung yang padat wisatawan juga terus kami sampaikan,” ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerjasama, Kementerian ESDM, Sujatmiko, Selasa (27/6).
Update terkait antisipasi Pendistribusian BBM tanggal 26 Juni 2017 (H+1) :
1) Total 50 KiosK Pertamax di wilayah MOR III dan IV dan PT. AKR Corporindo Tbk. beroperasi 3 KiosK AKRA 92 di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur keseluruhan masih beroperasi.
2) 10 Serambi Pertamax masih dioperasikan sesuai dengan rencana.
3) Motor Pertamax sebanyak 83 unit siap beroperasi.
4) Jalur Tol Darurat Brebes-Semarang telah beroperasi dan sejak H-3 dioperasikan selama 24 jam, namun masih bersifat buka tutup sesuai kondisi (kondisional) kepadatan lalu lintas di jalan nasional.
Secara umum kondisi stok BBM dan LPG dalam keadaan cukup dan penyaluran BBM nasional berjalan secara lancar. Seluruh stok jenis BBM, baik itu Premium, Solar, Pertalite, Kerosene, Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex, LPG, hingga Avtur stok rata-rata di atas 20 hari.
“Biasanya usai silaturahmi, tempat-tempat wisata akan ramai dikunjungi. Kami fokus di titik-titik tersebut dan kondisi pasokan dalam kondisi aman. Demikian juga pasokan untuk arus balik, kami amankan,” jelas Sujatmiko.
Di samping itu, realisasi pendistribusian BBM dari H-16 s.d hari H+1, terdapat kenaikan yang signifikan, yaitu pada H-9 dengan kenaikan sebesar 64% dibandingkan dengan realisasi pendistribusian BBM tahun 2016 pada periode yang sama. Sedangkan pada Realisasi Pendistribusian BBM Tahun 2017 hari ke-17 (H+1), terdapat penurunan sebesar 4 % dibanding tahun sebelumnya.
Pada subsektor ketenagalistrikan, secara nasional beban puncak siang sebagian besar dalam kondisi normal. Sistem kelistrikan wilayah kondisi normal sebanyak 21 daerah (cadangan cukup) dan 2 daerah dalam kondisi siaga (cadangan lebih kecil dari pembangkit terbesar) yaitu: Sorong + Papua Isolated dan Jayapura. Secara keseluruhan total pasokan nasional sebesar 23.605,75 MW dengan beban puncak sebesar 18.007,41 MW sehingga cadangan operasi sebesar 5.377,51 MW.
“Hingga H+1 Lebaran Idul Fitri 1438 H ini, secara umum pasokan energi aman. Kini kami siapkan keamanan pasokan energi untuk periode arus balik lebaran agar masyarakat yang tengah bersilaturahmi dengan sanak saudara dan hendak kembali ke tempat tinggal masing-masing senantiasa dapat beraktivitas dengan lancar dan aman,” jelas Sujatmiko.
Antisipasi Bencana
Terkait kebencanaan geologi, Sujatmiko menjelaskan bahwa monitoring dilakukan secara terus menerus terhadap Gunung Sinabung dengan tingkat aktivitas level IV (Awas). Terjadi 2 kali erupsi pada tanggal 26 juni 2017 dari pukul 12.00 – 18.00 WIB.
Direkomendasikan kepada masyarakat dan pengunjung/wisatawan untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 km dari puncak, jarak 7 km untuk sektor selatan-tenggara, jarak 6 km untuk sektor tenggara-timur, serta jarak 4 km untuk sektor utara-timur Gunung Sinabung.
Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai agar tetap waspada terhadap potensi bahaya lahar.
Sementara untuk kegempaan, berdasarkan laporan dari BMKG, telah terjadi gempa bumi dengan magnitude 5 Skala Richter (SR) pada tanggal 26 Juni 2017 pukul 20:12:54 WIB, lokasi 9.75 LS, 124,62 BT (22 Km timurlaut Timor Tengah Selatan NTT), kedalaman 10 Km. (Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerjasama KESDM/EN)