Kementerian PUPR Tegaskan Persiapan Infrastruktur Mudik Sudah Maksimal
Meskipun di beberapa tempat masih ada hambatan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menegaskan sudah melakukan persiapan pelaksanaan infrastruktur mudik, khususnya infrastruktur jalan secara maksimal.
Proses persiapan mudik sudah kita lakukan semaksimal mungkin, di beberapa tempat memang ada yang mengalami hambatan dan beberapa project yang belum selesai sudah kita hentikan pekerjaannya, sudah kita lihat juga efektifitas tol Cipali (Cikopo-Palimanan), maka masalah jalan tidak ada lagi masalah, tetapi lebih ke masalah pelayanan di Gate Toll, kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian PUPR Taufik Widjojono, di Jakarta, Senin (13/7) malam.
Terkait kendala di Gate Toll Cipali itu, menurut Taufik, Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) terkait akan memberikan upaya dengan istilah jemput bola atau dengan memberikan kartu kepada pengendara saat antrian terjadi, yang intinya mempersingkat waktu transaksi di gardu tol nya.
Demikian juga di Brebes, menurut Taufik, sudah diperkirakan sebelumnya akan terjadi penumpukan cukup padat terutama untuk keluar di Pejagan . Kita sudah antisipasi dibukanya jalur darurat ke Brebes Timur, karena malam hari tidak bisa dipakai, sekarang sudah kita lihat terjadi penumpukan di pertigaan setelah keluar tol Pejagan, ini menjadi hal-hal yang menjadi evaluasi kita ke depan, tambah Taufik.
Anggaran Pemeliharaan
Sementara itu Direktur Pengembangan Jaringan Jalan DItjen Bina Marga Kementerian PUPR Soebagiono mengatakan, dengan dioperasikannya tol Cipali maka volume kepadatan pemudik yang melewati jalur Pantura berkurang. Hal tersebut berpengaruh terhadap biaya perawatan jalan nasional di jalur Pantura.
Ia menyebutkan, setidaknya 40 persen anggaran perawatan jalan nasional di Pantura berkurang di tahun depan. Sedangkan sisa anggarannya masih untuk perawatan jalur Pantura di wilayah Brebes sampai Semarang, pasalnya tol Pejagan-Pemalang yang bisa mengurangi volume kepadatan di wilayah tersebut belum selesai.
“Menangani kepadatan Jawa dengan jalan tol anggaran pantura berkurang, (biayanya) bisa turun sampai 40 persen,” ujar Soebagiono.
Menurut Soebagiono, anggaran perbaikan tol Pantura dalam beberapa tahun kebelakang berkisar Rp 1,1 sampai 1,6 triliun. Dengan banyaknya proyek jalan tol yang menyatukan sistem Trans Jawa, Kementerian PUPR yakin bisa mengurangi anggaran pemeliharaan jalan di Pantura.
Dengan jalan tol cipali ini terbangun, penanganan kita di Pantura akan berkurang, akan tetap dipelihara disana, hanya penanganan akan berkurang, implikasinya terhadap program di luar jawa akan signifikan, kata Seobagiono.
Taufik kembali menerangkan, dengan berkurangnya pemeliharaan ini Kementerian PUPR akan punya kesempatan untuk menggunakan anggaran di tempat lain di Pantura bahkan di luar Jawa yang membutuhkan investasi lebih besar. (BK PUPR/ES)