Kemlu: ’Travel Advice’ Australia Tidak Ubah Tingkat Keamanan Indonesia

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 7 Januari 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 117.874 Kali

Kedutaan AustraliaKementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia memberikan tanggapan terkait dengan munculnya travel advice Australia yang meminta warganya untuk meningkatkan kewaspadaan di Indonesia, dan peringatan keamanan dari Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) di Jakarta mengenai potensi ancaman terkait hotel-hotel dan bank-bank Amerika Serikat di Surabaya, beberapa hari terakhir.

Melalui situs @Portal_Kemlu_RI , yang diunggah beberapa jam lalu, Kemlu RI menyebutkan, travel advice Australia adalah hal yang rutin dilakukan bagi warganya di seluruh dunia.

“Australia update travel advice berdasarkan informasi kedubes AS tidak merubah tingkat/status keamanan Indonesia,” tulis Kemlu melalui portal tersebut.

Namun demikian, menurut Kemlu RI, pihak keamanan nasional akan terus menjaga keamanan termasuk perwakilan asing di Indonesia.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang diminta tanggapannya oleh wartawan mengenai peringatan dari Australia dan Kedubes AS di Jakarta itu enggan memberikan jawaban langsung.

“Kita sudah menyampaikan sikap, baca di situs twitter Kemlu saja,” tutur Retno kepada wartawan saat akan mengikuti Sidang Kabinet Paripurna di Jakarta, Rabu (7/1).

Ancaman AS

Dalam pernyataan resmi yang dimuat di laman resminya, Sabtu (3/1), Kedubes AS di Jakarta merekomendasikan peningkatan kewaspadaan dan kehati-hatian saat mengunjungi fasilitas-fasilitas tersebut. Namun tidak disebutkan rincian lebih lanjut dalam pernyataan itu.

Pihak kedutaan juga menyarankan semua warga negara Amerika Serikat yang berada di Surabaya maupun di luar Surabaya untuk melakukan penyetelan terhadap telepon genggam mereka. Tujuannya, agar mereka mendapatkan peringatan dini soal ancaman keamanan yang disediakan oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat.

Sementara ementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia, (DFAT) meminta warga Australia untuk meningkat kewaspadaan di Indonesia, terutama di Bali, menyusul ancaman serangan teroris yang meningkat.

DFAT juga memperingatkan bahwa petugas imigrasi Indonesia kemungkinan tidak akan memperbolehkan masuk warga Australia yang memiliki catatan kriminal.

Terkait disebutnya nama Surabaya dalam peringatan oleh Kedubes AS di Jakarta itu,Walikota Tri Rismaharini mengaku telah berkoordinasi dengan jajaran samping yakni TNI dan Polri untuk menyikapi kabar itu.

Meski begitu, lanjut Risma, pihaknya sudah menginstruksikan kesiagaan sampai ke tingkat bawah yakni Kecamatan dan Kelurahan. “Kalau yang melalui Bandara Juanda, tentu sudah diluar kewenangan saya sebagai Walikota Surabaya, karena bandara itu masuk wilayah Sidoarjo. Hanya namanya saja memang bandara juanda Surabaya,” terang Tri Rismaharini.

Sementara Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan, peringatan yang disampaikan Departemen Luar Negeri Australia itu hanya mengikuti peringatan yang diterbitkan sebelumnya olth Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, dan bukan berarti mengindikasikan adanya ancaman teroris di Indonesia.

“Dia ingin mengingatkan warganya agar berhati-berhati, bukan berarti sudah ada ancaman. Kita juga mengingatkan warga kita dari satu tempat hati-hati, ya boleh-boleh saja, kewajiban kita lebih waspada,” ucap Tedjo.

Sejauh ini, kata Menko Polhukam,belum ada laporan dari Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kepolisian mengenai ancaman terorisme di Indonesia. Meski demikian, Menko meminta masyarakat dan aparat untuk lebih waspada.

“Belum ada laporan dari BIN, polisi juga tidak melaporkan hal demikian. Artinya bukan berarti kita menafikan tidak ada, tapi harus lebih waspada, saya minta ke Polri, BIN, TNI, lebih waspada,” kata Tedjo, di kantor Presiden, Jakarta, Rabu (7/1). (WID/ES)

 

Berita Terbaru