Kemristekdikti Implementasikan Arahan Presiden Agar Penelitian Miliki Pasar

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 2 Agustus 2018
Kategori: Berita
Dibaca: 15.805 Kali
Perusahaan pemula berbasis teknologi binaan Kemristekdikti turut memberikan testimoni dalam acara Forum Bakohumas di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (2/8).

Perusahaan pemula berbasis teknologi binaan Kemristekdikti turut memberikan testimoni dalam acara Forum Bakohumas di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (2/8).

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) melaksanakan Forum Tematik Badan Koordinasi Hubungan Kemasyarakatan (Bakohumas) dengan tema, “Kebijakan dan Program Kemenristekdikti dalam Mendukung Penguatan Riset dan Inovasi,” di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (2/8).

Dalam sesi diskusi, Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemristekdikti Muhammad Dimyati menyampaikan bahwa masalah yang terjadi dalam dunia riset di Indonesia saat ini di antaranya akreditasi lembaga penelitian, manajemen riset antara perguruan tinggi dan industri, serta relevansi riset dengan pasar.

Potret kependudukan Indonesia saat ini, menurut Dimyati, dapat menjadi bonus demografi yang menjanjikan di masa akan datang jika mampu dikembangkan dengan basis keilmuan. Berdasarkan Permen Ristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 dan Permen Ristekdikti Nomor 20 Tahun 2017, menurut Dimyati, kewajiban dosen, peneliti, mahasiswa, S1/S2/S3 untuk publikasi guna memenuhi kewajiban masing-masing seperti promosi dan kelulusan.

“Pada Ratas 9 April 2018, Presiden Jokowi menginstruksikan agar Pemerintah membuat suatu Badan Litbang yang terintegrasi dan menjadi induk dari semua Litbang,” ujar Dimyati seraya mengutip pernyataan Presiden Jokowi agar anggaran riset tidak diecer-ecer, fokus, dan bermanfaat.

Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 38 Tahun 2018, menurut Dimyati, salah satunya berbicara tentang fokus riset dalam hal pangan-pertanian.

Penyediaan barang dan jasa pemerintah, menurut Dimyati, berdasarkan Perpres Nomor 16 Tahun 2018 pasal 62 yakni pelaksana penelitian bukan hanya di lingkungan individu namun juga individu maupun ormas syaratnya memiliki skema.

Start up Berbasis Teknologi

Saat sesi kedua, Direktur Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Kemristekdikti Retno Sumekar menyampaikan bahwa tingkat pertumbuhan perusahaan pemula (start up) Indonesia mencapai yang tertinggi di dunia (tingkat 6 dari startupranking.com).

“Perusahaan pemula sangat rentan terhadap kebangkrutan atau kegagalan di awal pendiriannya,” ujar Retno.

Dalam sesi kedua, dihadirkan pula 3 perusahaan pemula yang telah dilepas oleh Kemristekdikti yakni Youth Manual, Tolagul, dan Konverter Kit Bi-Fuel Solusi Penghematan Bahan Bakar Diesel.

Turut hadir dalam acara kali ini Sekjen Kemristekdikti Ainun Naim, Staf Ahli Menkominfo Henri Subiakto, Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemristekdikti Muhammad Dimyati, dan Kepala Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik Kemristekdikti Nada Marsudi serta perwakilan Humas Kementerian/Lembaga. (EN/ES)

Berita Terbaru