Kepala Lemsaneg: Peran Persandian Makin Diperlukan di Era Keterbukaan

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 15 Mei 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 20.039 Kali
Gubernur DI Yogyakarta dan Kepala Lemsaneg berfoto bersama seluruh peserta Forum Tematik Bakohumas di Hotel Tentrem, Yogyakarta, Senin (15/5). (Foto: Humas/Edi)

Gubernur DI Yogyakarta dan Kepala Lemsaneg berfoto bersama seluruh peserta Forum Tematik Bakohumas di Hotel Tentrem, Yogyakarta, Senin (15/5). (Foto: Humas/Edi)

Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) melalui Badan Koordinasi Hubungan Kemasyarakatan (Bakohumas) menyelenggarakan Forum Tematik dengan tema Sosialisasi Sejarah Persandian menuju Cyber Security di Hotel Tentrem, Yogyakarta, Senin (15/5) siang.

Kepala Lembaga Sandi Negara, Djoko Setiadi dalam sambutannya menyampaikan bahwa metode persandian saat ini sudah banyak mengalami perubahan.

“Era keterbukaan telah membawa banyak perubahan dalam kebebasan menyampaikan informasi meski kemudian ada informasi yang dikecualikan. Di situlah peran persandian,” tuturnya.

Fakta sekarang ini, menurut Djoko, akses dilakukan dengan melalui internet dan pengguna saat ini meningkat sangat tinggi mencapai 132 juta di tahun 2016.

Sementara itu, Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan bahwa perang generasi keempat sudah tidak lagi menggunakan senjata. Sultan mencontohkan bahwa LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender). Ia menambahkan bahwa perang generasi keempat ini membutuhkan waktu yang panjang dan merusak budaya.

Kebijakan Indonesia, lanjut Sultan, sekarang ini sebagai wujud transparansi kebijakan publik meski ada risiko bahwa serangan siber akan terjadi pada lembaga pemerintah. “Ciri berita hoax adalah di luar akal sehat,” tambah Sultan sebelum membuka acara forum Bakohumas secara resmi.

Perkembangan Tugas Sandi

Dalam sesi diskusi, Syahrul Mubarok, Sekretaris Utama Lembaga Sandi Negara, menyampaikan Lembaga Sandi didirikan 4 April 1946 yang diketuai pertama kali oleh Roebiarto Kertopati.  Saat ini, menurut Syahrul, Lembaga Sandi Negara memiliki tiga fungsi utama yaitu pengamanan isi (content), jaringan, dan kegiatan non fisik.

“Beberapa penugasan yang dilaksanakan Lembaga Sandi yakni pengamanan e-KTP, layanan pengamanan e-procurement (LPSE), pengamanan program pelayanan satu pintu (PTSP) BKPM, dan pengamanan master naskah ujian CPNS,” tambah Sestama Lemsaneg itu.

Untuk mengokohkan kerja, menurut Syahrul, ada sembilan kode etik yang harus dipenuhi oleh para pegawai.

“Patriotisme, dapat dipercaya, mampu menyimpan rahasia dan hati-hati, dapat diandalkan, dedikasi, disiplin, tanggung jawab, jiwa korsa, dan mandiri,” jelas Syahrul menjelaskan etika sandiman.

Sedangkan sesi kedua, Anton Setiawan, Ketua Museum Sandi, Kepala Balai Sertifikasi Elektronik Lemsaneg menyampaikan perkembangan saat ini menuntut keamanan terutama dalam era digital sekarang.

Acara Forum Tematik Lembaga Sandi Negara akan berlangsung selama dua hari yakni 15 sampai 16 Mei 2017. Hari pertama acara terdiri dari dua agenda yakni pembukaan dan sesi diskusi. Hari Kedua diisi dengan kunjungan ke Museum Sandi di DI Yogyakarta.

Dalam forum tematik ini tampak hadir Gubernur DI Yogyakarta, Ketua Lembaga Sandi Negara Joko Setiadi, Sestama Lembaga Sandi Negara Syahrul Mubarok, Dirjen IKP Kementerian Kominfo Rosarita Niken Widiastuti, Direktur Kemitraan Komunikasi Dedet Surya Nandika, Asdep Humas dan Protokol Setkab Alfurkon Setiawan, Asdep Humas Setneg Masrohan, dan perwakilan humas dari kementerian/lembaga yang tergabung dalam Bakohumas. (EN/AS/ES)

Berita Terbaru