Kerja Sama Pengelolaan Flora dan Fauna di Istana Kepresidenan, Setpres Jalin Kemitraan dengan IPB

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 7 November 2018
Kategori: Berita
Dibaca: 14.657 Kali
Kasetpres bersalaman dengan Rektor IPB usai menandatangani kesepakatan kerja sama i Wisma Negara, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (6/11). (Foto: BPMI)

Kasetpres bersalaman dengan Rektor IPB usai menandatangani kesepakatan kerja sama di Wisma Negara, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (6/11). (Foto: BPMI)

Sekretariat Presiden menjalin kerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam hal pengelolaan flora dan fauna di lingkungan Istana Kepresidenan. Kerja sama ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama oleh kedua belah pihak di Wisma Negara, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (6/11).

Nota Kesepahaman antara kedua belah pihak ditandatangani oleh Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono dan Rektor IPB Arif Satria. Dalam Nota Kesepahaman bernomor 01/Ka./Setpres/11/2018 dan Nomor 109/T3/KsM/2018 itu kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan kerja sama di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, serta bidang lain yang disepakati kedua belah pihak sesuai dengan fungsi dan wewenang masing-masing guna kelancaran pelaksanaan tugas dan kewajiban kedua pihak.

Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menyambut baik penandatanganan kerja sama ini. Menurutnya, kerja sama ini akan sangat membantu Sekretariat Presiden dalam menata dan merawat barang milik negara, baik yang bergerak maupun yang tidak, terutama Istana-Istana Kepresidenan.

“Ini adalah bagian contoh yang cukup baik bahwa kami ingin bekerja sama dengan jajaran IPB terutama antara lain untuk menata lanskap, mengelola kawasan-kawasan area Istana (Kepresidenan) yang kami juga tidak bisa melakukannya sendiri,” kata Kepala Sekretariat Presiden sebagaimana rilis yang disampaikan Rabu (7/11).

Demikian halnya dengan Rektor IPB Arif Satria yang mengatakan bahwa kerja sama ini merupakan langkah yang tepat untuk dilakukan.

“Ini adalah merupakan rintisan yang tepat sekali dalam rangka untuk bersinergi, untuk bisa memobilisasi sumber daya yang kita miliki dalam rangka untuk menjaga, merawat Istana (Kepresidenan) yang saat ini ada, Istana (Kepresidenan) seluruh Indonesia,” ujar Arif Satria.

Sementara itu Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Setya Utama mengatakan bahwa ide untuk melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi ini sudah muncul sejak beberapa waktu lalu. Ia pun menilai pemilihan IPB sebagai mitra kerja sama merupakan hal yang tepat.

“Tentu saja sangat tepat bagi kita untuk bekerja sama dengan IPB karena IPB memiliki keilmuan yang tepat, para ahli yang membantu kita untuk memelihara hewan yang kita miliki,” kata Setya Utama.

Kerja Sama Istana Cipanas dengan Fakultas Kedokteran Hewan IPB

Kepala Istana Cipanas dan Dekan Fakultas Peternakan IPB berjabat tangan usai menandatangani kesepakatan di Wisma Negara, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (6/11). (Foto: BPMI)

Kepala Istana Cipanas dan Dekan Fakultas Peternakan IPB berjabat tangan usai menandatangani kesepakatan di Wisma Negara, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (6/11). (Foto: BPMI)

Sebagai wujud konkret dari Nota Kesepahaman antara Sekretariat Presiden dan IPB, Selasa (6/11) juga ditandangani Perjanjian Kerja Sama antara Istana Kepresidenan Cipanas dengan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Institut Pertanian Bogor (IPB). Kerja sama ini mencakup pendidikan dan penelitian bidang kedokteran hewan.

Adapun yang mendasari kerja sama ini adalah pihak Istana Kepresidenan membutuhkan dukungan personel dan peralatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan hewan di lingkungan Istana Kepresidenan. Termasuk di dalamnya pencegahan zoonois atau penyakit hewan yang dapat menular dari hewan ke manusia dan sebaliknya.

“Di dalam Istana-Istana Kepresidenan terdapat hewan, misalnya kuda. Kuda itu sekarang sudah berjumlah 21. Itu perlu kami rawat, kami ternakkan, sehingga kemampuan ini adanya di IPB, di jajaran Pak Rektor,” kata Heru Budi.

Menanggapi hal ini, Rektor IPB Arif Satria mengatakan pihaknya memiliki kompetensi dalam bidang satwa. Namun demikian, ia juga berujar bahwa tidak menutup kemungkinan kerja sama diperluas ke bidang lain, misalnya pengelolaan lanskap.

“Sebenarnya juga tidak menutup kemungkinan banyak hal yang bisa kita kerjakan berkaitan dengan soal lanskap, pengembangan pengelolaan lanskap. Begitu juga berkaitan dengan mengukur dan mendiagnosis kondisi pohon-pohon yang ada di Istana (Kepresidenan),” ujar Arif Satria.

Arif menambahkan, IPB saat ini sudah memiliki USG (ultrasonografi) untuk pohon. Menurutnya, alat ini bisa mendeteksi isi pohon hingga mengukur sejauh mana kekuatan pohon tersebut.

“Sehingga itu bisa sebagai langkah kita untuk mengantisipasi ketika terjadi angin dan sebagainya. Jadi terus terang kami pun di IPB sedang melakukan audit pohon. Jadi pohon-pohon besar sedang kita audit semuanya, melihat kondisi, jangan sampai ketika ada angin ada hujan akan rubuh. Itu saya kira sangat berbahaya sekali mengganggu safety kita, begitu pula di Istana (Kepresidenan),” lanjutnya.

Kepala Sekretariat Presiden mengatakan pihaknya juga terbuka apabila para mahasiswa IPB ingin menggunakan fasilitas dari Sekretariat Negara, baik itu di lingkungan Sekretariat Presiden maupun di lingkungan Sekretariat Kementerian.

“Ini menjadi kewajiban kami untuk membantu siswa-siswa itu supaya bisa melihat langsung, bisa menggunakan ini untuk uji coba, bisa menggunakan fasilitas kami untuk kegiatan-kegiatan pembelajaran di IPB,” kata Heru Budi.

Sementara itu Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Setya Utama berharap ke depannya kerja sama serupa dengan perguruan tinggi-perguruan tinggi lainnya bisa berkembang lebih jauh lagi. Tidak hanya di bidang pemeliharaan hewan-hewan yang ada di lingkungan Istana Kepresidenan, tetapi juga pemeliharaan benda-benda seni.

“Ke depan kita akan kerja samakan untuk pemeliharaan benda seni di Istana (Kepresidenan) yang sangat banyak. Kita lihat lukisan-lukisan yang di sini hanya sebagian, dan sebagian besar lagi ada di gudang yang mungkin perlu konservasi dan pemeliharaan yang lebih baik lagi kalau ditangani oleh ahlinya,” tutur Setya Utama. (BPMI/EN)

Berita Terbaru