Kerjasama dan Sama-Sama Kerja

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 21 Desember 2014
Kategori: Opini
Dibaca: 133.652 Kali

Gadis NTT“Senang sekali bisa melihat Pak Jokowi secara langsung.” demikian disampaikan Yulia(15 thn) salah satu peserta Marching Band yang ikut meramaikan kehadiran Presiden dan Ibu Negara dalam rangka HUT ke 56 Propinsi NTT, Sabtu (20/12).

“Latihan kita secara marathon selama 1 minggu ini terbayar sudah.” sambung Bella, yang bersama-sama dengan Yulia tergabung dalam Marching Band Kwarda Pramuka NTT.

Memang cukup mengagetkan ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dijadwalkan hanya melihat Marching Band dari kejauhan, di lobi Rumah Dinas Gubernur NTT sambil masuk ke mobil, tiba-tiba, di luar scenario bergerak ke tengah alun-alun halaman rumah dinas Gubernur NTT untuk melihat lebih dekat anak-anak yang sedang menampilkan Marching Band.

langsung menyalami anak-anak yang mendekat dan meluangkan waktu untuk mendengarkan musik yang ditampilkan, dan sebelum menuju mobil kepresidenan, Presiden dan Ibu Negara menyempatkan diri untuk berfoto bersama dengan perwakilan anak-anak yang maju.

Ada yang menarik dari pembicaraan dengan Sandra Lopez, protokol Pemerintah Provinsi NTT dan Ana Collin, aktivis pemberdayaan perempuan di NTT.  Diperoleh informasi, bahwa daerah Motain, Atambua yang dikunjungi Presiden berjarak kurang lebih 200 km dari Kota Kupang, dengan berkendaraan mobil kurang lebih 3 jam. Jika ditempuh dengan helikopter dari Bandara El Tari, Kupang, hanya butuh waktu kurang lebih ½ jam. Di lokasi tersebut berdiam masyarakat NTT dan mayoritas adalah pengungsian dari Timor Leste yang memilih bergabung dengan NKRI. Fasilitas yang sudah diberikan pemerintah provinsi dan pusat disana berupa perumahan dan dana sosial.

Dukungan Presiden yang diharapkan masyarakat Motaain, Atambua, NTT adalah penambahan anggaran dan personel TNI dalam rangka menjaga keamanan perbatasan. Terutama karena saat ini masyarakat di daerah perbatasan kurang menyadari pentingnya menjaga daerah perbatasan, dan senang membuat jalan tikus dalam rangka perdagangan, dimana masyarakat Atambua menjual barang-barang seperti bahan-bahan pokok ke Timor Leste karena harganya yang lebih murah.

Karena itu, dalam rangka menjaga keutuhan NKRI dan meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa menjaga perbatasan itu penting, Ana Collin menyampaikan bahwa advokasi kepada masyarakat di perbatasan harus lebih digencarkan. Jangan hanya diberi bantuan terus saja. Tetapi, jika advokasi dan sosialisasi gencar dilakukan, maka masyarakat di perbatasan pun akan ikut berpatisipasi dalam menjaga keamanan perbatasan bersama dengan TNI. “Sehingga, paham  ‘kerjasama dan sama-sama kerja” antara Pemerintah Provinsi NTT yang mewakili Pemerintah Pusat bersama masyarakat perbatasan dapat terwujud.” kata Ana Collin.

Perbatasan Rote-Ndao dengan Australia

“Terkait dengan illegal fishing yang sedang ramai dibicarakan, sebetulnya Presiden diharapkan dapat mengunjungi Rote-Ndao yang merupakan perbatasan selatan RI-Australia, dimana kapal-kapal nelayan NTT yang dibakar oleh pemerintah Australia merupakan kapal-kapal nelayan dari Rote-Ndao, NTT.

“Tetapi kunjungan Presiden Jokowi kali ini ke Propinsi NTT sudah cukup membanggakan dan langsung ada langkah konkret yaitu peletakan batu pertama, groundbreaking Waduk Raknamo, yang diharapkan dapat mengurangi bencana kekeringan yang sering terjadi di NTT,” demikian disampaikan Ana Colin menutup wawancara kami.

(ram/en/es)

Opini Terbaru