Ketika Para Pemimpin Negara Teluk Menyambut Hangat Presiden Jokowi
Di balik kehadiran Presiden Joko Widodo yang begitu singkat di kawasan Timur Tengah, 11-15 September 2015, ternyata terbersit pesan keakraban dan kehangatan dari Raja maupun Putera Mahkota yang menyambut Presiden.
Keakraban yang ditunjukkan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud misalnya, selain ia menjamu Presiden dan rombongan untuk menginap di Istana Raja Faisal di Jeddah, ia juga tidak segan mengundang Presiden untuk dapat hadir di kawasan Arab setiap tahun.
Lain lagi cerita dari apa yang dialami Presiden ketika berkunjung ke Uni Emirat Arab (UEA). Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung yang selalu mendampingi keberadaan Presiden selama di Timur Tengah, mengatakan bahwa belum pernah ada kepala negara yang hadir di UEA dijamu dengan makan siang di tempat terbuka dan umum. “Ternyata cara ini menunjukkan keakraban Putera Mahkota,” kata Mas Pram, panggilan akrab Pramono Anung, di Doha, Qatar Senin (14/9) sore waktu setempat.
Bahkan, keakraban itu tidak hanya ditunjukkan dari ketidaklaziman pemilihan tempat jamuan santap siang, tapi juga perjalanan Presiden dari tempat jamuan santap siang menuju hotel tempat menginap Presiden dikemudikan langsung oleh Putera Mahkota PEA Mohammed bin Zayed Al-Nahyan. “Dan di mobil itu hanya ada mereka berdua,” ungkap Pramono.
Di dalam kendaraan, keduanya berbicara bermacam hal, termasuk keinginan pihak PEA untuk menanamkan investasi yang strategis di Indonesia.
Sedangkan Emir Qatar Syeikh Tamim bin Hamad Al-Thani selain berdiskusi tentang investasi di Indonesia, ia meminta penerbangan Jakarta-Doha, yang hanya dua kali dalam sehari dapat ditingkatkan frekuensinya. “Selain itu, Emir Qatar juga minta penerbangan Doha-Surabaya bukan hanya dua kali seminggu, tapi setiap hari,” kata Seskab.
(Tim Komunikasi Presiden/ES)