Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), di King Abdulaziz International Convention Center, Riyadh, Arab Saudi, 11 November 2023
Pidato Presiden Joko Widodo pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), 11 November 2023
Bismillahirrahmanirrahim,
Paduka Yang Mulia Pangeran Muhammad bin Salman Al Saud,
Yang Mulia para pemimpin dan ketua delegasi OKI Forum.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Indonesia mendukung penyelenggaraan KTT OKI dan tepat sekali ini dilakukan dan OKI harus mampu menghasilkan hal-hal yang konkret, agar kekejaman Israel di Gaza dapat segera dihentikan. Satu bulan telah terjadi kekejaman ini dan dunia seolah-olah tidak berdaya lebih dari 7,9 miliar penduduk dunia dan lebih dari 190 pimpinan negara, tapi sampai saat ini tak satupun yang mampu menghentikan kekejaman ini. Oleh karena itu, OKI harus bersatu dan berada di depan untuk penyelesaian masalah ini.
Saya ingin menyampaikan beberapa hal yang konkret, yang pertama, gencatan senjata harus dapat segera dilakukan. Tanpa gencatan senjata, situasi tak akan membaik dan Israel telah menggunakan narasi self defense dan terus melakukan pembunuhan rakyat sipil. Ini tak lain sebuah collective punishment dan kita semua harus mencari jalan agar Israel segera melakukan gencatan senjata.
Yang kedua, bantuan kemanusiaan harus dipercepat dan diperluas jangkauannya. OKI harus mengusulkan mekanisme bantuan yang lebih predictable dan sustainable. Indonesia juga telah mengirim bantuan kemanusiaan dan ke depan akan menambahkan lagi. Di sisi lain, situasi kemanusiaan juga sangat memprihatinkan, Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara terus menjadi sasaran serangan Israel dan sudah kehabisan bahan bakar. Untuk itu, Indonesia meminta semua pihak untuk menghormati hukum humaniter internasional.
Yang ketiga, OKI harus menggunakan semua lini untuk menuntut pertanggungjawaban Israel terhadap kekejaman kemanusiaan yang telah dilakukan, misalnya mendesak diberikannya akses pada independent international commission of inquiry of the occupied Palestinian territory yang dibentuk Dewan HAM PBB untuk melaksanakan mandatnya. Dan, terus mendukung proses advisory opinion di mahkamah internasional.
Yang keempat, OKI harus mendesak agar perundingan damai dimulai kembali segera. Demi terwujudnya two state solution dan menolak pemikiran one state solution, karena pasti Palestina yang dikorbankan. Dan, jika memang mekanisme kuartet sudah tidak bisa diandalkan, maka OKI harus mendorong proses negosiasi damai dengan format baru dan Indonesia siap berkontribusi dalam negosiasi damai tersebut.
Sebagai penutup, sekali lagi, OKI harus bersatu, harus berada di garis depan menggunakan semua cara damai, semua pengaruh, semua upaya diplomasi untuk membela keadilan dan kemanusiaan bagi Palestina. Dan, setelah dari Riyadh saya juga sudah terjadwal hari Senin bertemu dengan Presiden Joe Biden untuk melakukan kunjungan bilateral ke Amerika Serikat. Dengan izin para pemimpin, saya akan menyampaikan hasil keputusan OKI hari ini kepada Presiden Biden.
Terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.