KTT Ke-27 ASEAN, Presiden Jokowi: ASEAN Harus Jadi Bagian Penyelesaian Masalah Dunia

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 21 November 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 24.288 Kali
Para pemimpin negara-negara ASEAN bergandengan tangan dalam pembukaan KTT ke-27 ASEAN, di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (21/11)

Para pemimpin negara-negara ASEAN bergandengan tangan dalam pembukaan KTT ke-27 ASEAN, di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (21/11). Foto: Cahyo/Setpres

Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa dalam beberapa hari ini dunia dikejutkan oleh kabar duka dari aksi kekerasan yang terjadi di beberapa Negara. Untuk itu, Presiden Joko Widodo meminta dilakukan kerjasama yang lebih baik di bidang implementasi ASEAN Convention on Counter Terrorism.

“ASEAN perlu meningkatkan kerjasama intelejen dan melakukan kerjasama dalam perkuat peraturan hukum,” kata Presiden Jokowi saat memberikan intervensi pada Persidangan Pleno KTT ke-27 ASEAN di KLCC, Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (21/11).

Selain isu terorisme, Presiden Jokowi juga menyoroti penanganan migrasi irregular dan Laut China Selatan. Khusus mengenai Laut China Selatan. Presiden menekankan bhw perdamaian dan keamanan Laut China Selatam harus tercipta dan hukum internasional harus dihormati.

Sementara itu, mengenai kebakaran hutan yang baru saja terjadi di Indonesia, Presiden Jokowi menegaskan bahwa dirinya telah memberikan perhatian besar pada pengendalian kebakaran hutan yang menjadi lebih buruk karena pengaruh El Nino.

Presiden menjelaskan, semua upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, yaitu pemadaman darat dan udara dan telah dikerahkan lebih dari 30.000 personel; modifikasi cuaca dan 325 ton garam sudah ditebar dengan menggunakan 4 unit pesawat; water bombing dan 120 juta liter air telah disiramkan dengan menggunakan 23 unit helikopter; beberapa negara juga membantu Indonesia, termasuk Singapura dan Malaysia; dan proses hukum yang tegas telah dilakukan.

Ke depan, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa dirinya telah menyusun langkah-langkah penting, yaitu penyusunan One Map Policy; menetapkan moratorium izin pemanfaatan lahan gambut; melakukan review perijinan; serta pemulihan ekosistem gambut.

“Apa yang dialami Indonesia dapat saja terjadi di Negara lain,” kata Presiden Jokowi seraya menyebutkan, sebagai satu Asosiasi, sebagai satu keluarga, dalam kondisi sulit inilah semangat kerja sama ASEAN diutamakan.

Presiden Jokowi juga mengingatkan bahwa Tahun 2015 merupakan tahun penting bagi ASEAN dimana Masyarakat ASEAN akan mulai dijalankan. “Kita akan menjadi satu masyarakat, kebersamaan harus dikedepankan dan kerja sama harus ditonjolkan,” ucap Presiden.

Di saat yang sama, kita sekarang menuju Masyarakat ASEAN 2025. Menuju ASEAN 2025, maka ASEAN harus mampu menjaga kesatuan dan sentralitas dimana dinamika kawasan kita akan semakin tinggi. “Tanpa kesatuan dan sentralitas ASEAN, kawasan ini akan menjadi perebutan pengaruh kekuatan besar dan ASEAN harus mampu menghadirkan perdamaian dan kestabilan kawasan,” tutur Presiden Jokowi.

Menurut Presiden, ASEAN juga harus mampu menjadi organisasi yang lentur dan efisien. Proses efisiensi pertemuan harus terus dilakukan dan mekanisme untuk tanggap secara cepat dan tepat terhadap perkembangan dunia harus diperkuat.

“ASEAN harus dapat memberikan kontribusi terhadap penyelesaian masalah dunia dan ASEAN must be part of problem solver,” pungkas Presiden Jokowi. (TKP/ES)

 

Berita Terbaru