Kuliah Umum di GWU, SBY: Indonesia Diuntungkan Stabilitas Regional

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 27 September 2014
Kategori: Berita
Dibaca: 106.141 Kali
Presiden SBY beri kuliah umum di GWU, AS

Presiden SBY beri kuliah umum di GWU, AS

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, perkembangan pesan Indonesia dalam dekade terakhir, dimana pendapatan perkapita nasional tumbuh 400 persen dan masuk menjadi 16 negara di dunia yang terbesar tingkat ekonominya, dan lolos dari jebakan ‘negara yang gagal’ tidak terlepas kerja keras pemerintah dan rakyat negeri ini, serta yang tidak kalah penting adalah stabilitas regional.

“Ada banyak penjelasan untuk kemajuan Indonesia, tapi satu hal yang pasti: Indonesia sangat diuntungkan dari kondisi stabilitas regional dan kerja sama internasional,” kata Presiden SBY saat memberika kuliah umum di Universitas George Washington, di auditorium Jack Morton Auditorium, George Washington University (GWU),  Washington, DC, Jumat (26/9) pagi waktu setempat.

Presiden SBY mengakui, Indonesia diuntungkan dari pelaksanaan strategi diplomasi yang ia sebut sebagai  ‘nol lawan, satu juta teman’. Indonesia juga diuntungkan dari hubungan negara-negara besar yang sangat baik.

“Kami diuntungkan dari kenyataan bahwa, sejak Perang Dingin berakhir, negara-negara besar secara aktif membina hubungan yang positif dengan satu sama lain, dengan hasil yang nyata,” papar SBY.

Namun Presiden SBY mencemaskan kecenderungan perkembangan dunia saat ini, dimana terjadi kecederugan yang mengkhawatirkan ini dalam penurunan hubungan antara Rusia dan Eropa, antara Rusia dan Amerika Serikat, dan antara China dan Amerika Serikat.

Presiden SBY juga mengutip sebuah  jajak pendapat yang baru-baru ini dilansir oleh Financial Times, yang mengungkapkan bahwa 53 persen responden Cina berharap untuk melihat perang dengan Jepang pada tahun 2020, sementara responden Jepang yang menginginkan perang dengan China sebanyak 29 persen.

“Kita harus berhenti dan membalikkan tren ini, dan berusaha mendorong Amerika Serikat untuk memainkan peran kunci, peran yang tidak terbatas pada bidang politik dan keamanan, tetapi harus merangkul bidang ekonomi dan sosial budaya juga,” tutur SBY seraya menyebutkan, Indonesia menyambut baik poros baru yang dikembangkan Amerika Serikat di kawasa Asia Pasifik.

Sebelumnya Presiden SBY mengemukakan, sejak reformasi akhir 1990-an, Indonesia telah berhasil menyelenggarakan empat kali pemiliha umum setiap lima tahun sekali. Sementara dalam Pemilihan Umum Presiden yang terbaru (2014), jumlah pemilih mencapai 70 persen.

“Kami juga telah menyelesaikan konflik sparatis di Aceh denga damai,  dan berhasil menahan berkembangnya terorisme dan ekstremisme,” papar Presiden SBY.

Adapun dari sisi ekonomi, selain pertumbuha perkapita yang mencapai 400 persen, Presiden SBY juga menyampaikan keberhasilan Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan pendapatan (PDB) terbesar kedua di dunia setelah China.

“Kami memiliki perekonomian terbesar dengan kelas menengah terbesar dan paling cepat berkembang di Asia Tenggara. Tidak buruk untuk sebuah negara yang pernah disebut oleh Thomas Friedman sebagai ‘negara berantakan’ – tidak begitu jauh  ‘negara yang gagal’,” kata Presiden SBY yang disambut senyuman civitas akademika George Washington University yang menghadiri acara tersebut.

GWU merupakan institusi pendidikan tertinggi yang terbesar di Washington DC dengan lebih dari 20,000 orang mahasiswa dari 130 negara. Saat memberikan kuliah umum di universitas ini, Presiden SBY secara khusus menyebut alumni GWU di Indonesia selain dirinya, di antaranya adalah Sekretaris Kabinet Dipo Alam, dan pengusaha muda Sandiaga Uno.

Tampak hadir saat Presiden SBY memberikan kuliah umum di antaranya pejabat pemerintah Amerika Serikat, korps diplomatik yang bertugas di negara tersebut, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Chairul Tanjung, Mensesneg Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, Menlu Marty Natalegawa, dan Mendikbud Mohammad Nuh. (YH/TJI/BPS/ES)

Berita Terbaru