Kuliah Umum Presiden Joko Widodo kepada Angkatan II Pendidikan Bela Negara Partai Nasional Demokrat, 16 Juli 2108, di Gedung ABN Nasdem Pancoran, Jakarta Selatan

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 16 Juli 2018
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 2.934 Kali

Logo-Pidato2Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.

Yang saya hormati Ketua Umum Partai Nasdem, Kakanda saya, abang saya Bapak Surya Paloh beserta seluruh jajaran pengurus yang pada pagi hari ini hadir,
Yang saya hormati Ketua/Pimpinan lembaga-lembaga tinggi negara,
Yang saya hormati para menteri Kabinet Kerja, Gubernur Akademi Bela Negara Partai Nasdem Bapak IGK Manila,
Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara sekalian seluruh peserta kuliah umum pada pagi hari ini.

Pertama-tama saya ingin mengingatkan kepada kita semuanya bahwa negara kita Indonesia ini adalah negara besar, negara besar. Kita harus tahu kita memiliki sekarang ini penduduk 263 juta, yang hidup di 17.000 pulau. Kita juga harus tahu bahwa negara kita Indonesia memiliki 714 suku yang berbeda-beda. Kita juga memiliki 1.100 lebih bahasa daerah, bahasa lokal. Kita juga memiliki adat dan tradisi yang berbeda-beda, agama yang berbeda-beda. Itulah Indonesia. Ini yang perlu saya ingatkan karena banyak yang tidak sadar bahwa negara kita ini adalah negara besar.

Saya pernah terbang dari Aceh, Banda Aceh menuju ke pulau paling timur, bukan di Jayapura, tetapi di atasnya lagi di Wamena. Berapa waktu yang ditempuh dari barat sampai ke timur Indonesia? 9 jam 15 menit. Itu kalau kita terbang dari London di Inggris menuju ke timur melewati 1, 2, 3, 4, 5, 6 mungkin lebih 7 negara yang dilewati, sampai di Istanbul, di Turki. Dari London di Inggris sampai Istanbul di Turki. Itulah negara kita. Artinya negara kita ini adalah negara yang besar, negara yang besar dengan perbedaan-perbedaan yang tadi sudah saya sampaikan, beda suku, beda bahasa daerah, beda adat, beda tradisi, yang sering ini kita lupa.

Yang kedua, saya ingin menyampaikan bahwa negara sebesar Indonesia ini tantangan-tantangannya juga tantangan-tantangan yang besar. Pasti kita akan menghadapi tantangan-tantangan besar karena memang Indonesia adalah negara besar. Jadi tidak boleh kita ini takut menghadapi tantangan, ragu menghadapi tantangan, apalagi anak-anak muda. Pastilah bahwa ujian yang datang ini juga ujian-ujian yang tidak kecil, karena memang negara ini adalah negara besar, ujiannya besar, cobaannya besar, tantangannya besar.

Oleh sebab itu, kegiatan seperti yang telah dibangun oleh Partai Nasdem, Akademi Bela Negara dalam rangka membangun karakter anak-anak muda kita patut kita apresiasi, patut kita hargai.

Apa ancaman-ancaman yang kita hadapi sekarang ini di dalam negeri? Radikalisme, itu tantangan besar kita ke depan. Intoleransi, tantangan besar kita ke depan. Terorisme, tantangan besar kita ke depan. Korupsi, tantangan besar saat ini maupun ke depan. Kemiskinan, tantangan kita saat ini. Kesenjangan, tantangan kita saat ini yang harus kita hadapi. Dari luar, perang dagang bisa menjadi ancaman kita. perang dagang Amerika dan China, revolusi Industri 4.0 ini juga tantangan kalau kita tidak mempersiapkan diri dan tidak bisa mengikuti.

Kita harus tahu, artificial intelligence kita harus tahu, internet of things kita harus tahu, big data kita harus mengerti. Karena revolusi Industri 4.0, McKinsey Global Institute mengatakan bahwa perubahan revolusi Industri 4.0 ini perubahannya 3.000 kali lebih cepat dari revolusi industri pertama. Artinya, kecepatannya akan sangat luar biasa. Inilah yang kita semuanya harus menyadari, harus mengerti. Ada 3D printing, membuat rumah hanya satu hari. Ini sudah ada, kita harus tahu. Membuat rumah hanya 24 jam.  Advanced robotic.  Coba kita lihat sekarang di Changi Airport, membersihkan karpet dengan robot.

Hati-hati kita, kalau ndak nanti tenaga kerja/karyawan diganti robot semuanya, kita mau kerja apa? Hal-hal seperti ini yang harus kita kalkulasi, hal-hal seperti ini yang harus kita mengerti.

Apa yang dibutuhkan dengan situasi-situasi seperti ini? Menurut saya produktivitas, itu penting sekali. Semua manusia yang ada di negara kita ini harus produktif, harus menghasilkan, harus. Sehingga semua rakyat, kita semuanya, harus memiliki sebuah etos kerja, etos kerja yang baik, memiliki elan, memiliki semangat juang hidup yang tinggi, tidak gampang menyerah, tidak gampang putus asa, melihat tantangan tidak grogi, melihat hambatan tidak grogi, menghadapi cobaan tidak ragu. Jangan sampai kita pesimis, gampang pesimis, gampang ragu, gampang takut menghadapi tantangan, menghadapi cobaan, menghadapi ujian. Sekali lagi, etos kerja, elan ini harus terus kita dorong agar seluruh rakyat, seluruh masyarakat, terutama anak-anak muda ini memiliki.

Yang keempat, disiplin. Disiplin nasional harus kita perbaiki. Kalau ngomong jam 9 tet mulai ya mulai, jangan mundur 2 jam, jangan mundur 3 jam, ndak disiplin itu namanya. Inilah kekuatan yang akan muncul apabila potensi kekuatan yang ada itu betul-betul bisa kita angkat. Produktivitas, etos kerja, elan, disiplin nasional yang baik.

Saya melihat arah pembangunan sudah nampak jelas, tujuan pembangunan yang ingin kita capai juga sudah nampak jelas, targetnya pun juga sudah kita berikan, jelas. Artinya kalau nilai-nilai baru itu terus kita gaungkan, saya meyakini apa yang telah dihitung oleh Bank Dunia, dihitung oleh McKinsey, dihitung oleh Bappenas, bahwa tahun 2045 Indonesia akan menjadi negara, masuk dalam negara 4 besar ekonomi terkuat dunia itu akan betul-betul bisa kita miliki.

Tetapi memang banyak yang harus kita ubah. Itulah yang sering Bang Surya menyampaikan, restorasi Indonesia, ‘Gerakan Restorasi Indonesia’. Nilai-nilai yang lama harus kita terjemahkan dalam konteks nilai-nilai baru, nilai-nilai yang dioperasionalkan dalam praktik kehidupan kita sehari-hari. Merubah pola pikir lama, merombak aturan-aturan yang menjerat kita sendiri sehingga kita tidak bisa bergerak dengan cepat, tidak bisa memutuskan dengan cepat. Itu yang sekarang banyak menghambat kita.

Oleh sebab itu, kita harus bersama-sama melakukan reformasi yang terencana, melakukan perubahan secara radikal dan strategi pemikiran, strategi sistem-sistem sosial, strategi-strategi kepemimpinan kita. Semuanya dari level atas sampai level bawah dan seluruh masyarakat.

Kalau itu tidak kita lakukan, kita juga akan rutinitas, monoton, begini-begini saja, tahu-tahu negara lain sudah meninggalkan kita. Kita ini sudah ditinggal. Singapura, yang dekat-dekat saja, Singapura untuk meninggalkan kita jauh, Malaysia sudah meninggalkan kita, Filipina sudah meninggalkan kita, terakhir Vietnam sudah meninggalkan kita. Jangan sampai kita ditinggal oleh  nanti Laos, oleh Kamboja.

Sekali lagi, negara lagi ini adalah negara besar. Saya ingin mengingatkan kepada Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara semuanya untuk bersama-sama dengan semangat tinggi, dengan militansi yang tinggi membangun negara ini bersama-sama. Kita ingin yang tadi sudah meninggalkan kita tadi, Singapura Malaysia, Filipina, Vietnam, Thailand,  bisa kita nantinya dengan semangat- semangat yang tadi saya sampaikan bisa kita lampaui semuanya. Kita berada di depan mereka.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini.

Saya tutup.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat pagi!
Selamat pagi!
Selamat pagi!

Transkrip Pidato Terbaru