Kumpulkan Pengurus Klub Sepakbola, Presiden Jokowi: Ada Yang Salah, Yang Harus Kita Betulkan

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 15 April 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 41.853 Kali
Presiden Jokowi mendiskusikan sepakbola nasional dengan pengurus klub bola dan pengurus Asosiasi PSSI Provinsi, di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (15/4) siang

Presiden Jokowi mendiskusikan sepakbola nasional dengan pengurus klub bola dan pengurus Asosiasi PSSI Provinsi, di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (15/4) siang

Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menpora Imam Nahrawi, Kepala Staf Presiden Teten Masduki, dan Staf Khusus Presiden Johan Budi SP, menerima perwakilan klub-klub sepakbola di tanah air dan pengurus Asosiasi PSSI Provinsi, di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (15/4) siang.

Presiden Jokowi mengaku senang sekali, gembira sekali karena siang itu bisa bertemu para pengurus klub sepakbola dan Asosiasi PSSI Provinsi, yang kesemuanya adalah tokoh-tokoh yang telah lama ikut menumbuh kembangkan persepakbolaan nasional.

“Saya banyak menerima permintaan dari masyarakat, dari berbagai pihak agar persepakbolaan nasional kita ini maju. Saya kadang-kadang juga risih juga sama Timtim (Timor Leste, red) saja kita kalah peringkat, sama Vietnam kalah peringkat. Ada sesuatu yang salah, yang harus kita betulkan. Asa sesuai yang keliru yang harus kita perbaiki,” kata Presiden Jokowi saat memberikan pengantar pada pertemuan itu.

Menurut Presiden, kalau tidak dilakukan perbaikan, sampai kampan pun kita akan terus begini. Karena itu, ia mengajak agar kita semua khususnya persebakbolaan nasional kita itu betul-betul memiliki prestasi.

“Saya tahu Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara semuanya, masalahnya  sudah ngerti semuanya, problemnya sudah ngerti semuanya, sudah ngerti semuanya. Lebih tahu Bapak, Ibu, dan Saudara semuanya,” lanjut Presiden seraya menyebutkan, pemerintah hanya memberikan ruang agar prestasi-prestasi itu betul bisa muncul. Itu tugasnya pemerintah.

Untuk itu, Presiden Jokowi mengingatkan reformasi persepakbolaan nasional kita tidak boleh nanggung, tidak boleh tanggung-tanggung, dan tidak boleh berhenti.  “Saya ingin betul-betul ada sebuah reformasi total, dan kita harapkan nanti muncul klub-klub bola tim nasional yang betul-betul disegani. Paling tidak di ASEAN, syukur bisa Asia, syukur lagi bisa besok lagi ke tingkat dunia. Saya kira keinginan rakyat, keinginan kita semuanya seperti itu,” ungkapnya.

Mengutip data dari Federasi Sepakbola Internasional (FIFA), Presiden Jokowi menyampaikan bahwa di Asia sekarang ini yang tumbuh sepakbolanya dan memiliki prospek yang sangat besar adalah China (Republik Rakyat Tiongkok) pertama, yang kedua India, dan yang ketiga Indonesia.

Namun, kalau dilihat dari data-data di digital, di sosial media, lanjut Presiden, yang mempunyai fanatisme yang sudah terbentuk dan tinggi itu adalah Indonesia. Inilah peluang, yang menurut Presiden Jokowi, sebetulnya memberikan optimisme prospek ke depan industri persepakbolaan Indonesia. Asal kita semuanya mengelolanya dengan betul, kita kelola dengan benar.

“Saya yakin Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara sekalian mampu melakukan itu. Karena masalahnya sudah tahu, problemnya sudah ngerti. Harus apa juga ngerti,” tutur Kepala Negara.

Presiden meyakini apabila dunia sepakbola kita betul-betul menjadi sebuah industri besar dan menguntungkan, maka semua akan berbondong-bondong ke kita. Sebagaimana yang terjadi di China sekarang, yang  sudah mulai berbondong-bondong yang pemain bayarannya tinggi sudah masuk semuanya kesana. Investor industri sepakbola juga berbondong-bondong kesana juga.

“Kenapa kita tidak? Dengan data yang tadi dari FIFA yang diberikan kepada saya? Saya kira mempunya peluang yang lebih besar dari mereka ke depannya. Asal kita semuanya mempunyai tujuan sama, kita mempunyai keinginan yang sama,” pungkas Presiden Jokowi. (UN/RAH/ES)

Berita Terbaru