Kunjungi Lapas Abepura, Presiden Jokowi Bebaskan 5 Tahanan Politik Papua
Dalam rangkaian kunjungannya ke Papua, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga berkunjung ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Abepura di Kamkey, Kelurahan Kota Baru, Distrik Abepura, Sabtu (9/5). Pada kesempatan ini, Presiden Jokowi langsung memberikan surat persetujuan grasi bagi 5 (lima) tahanan politik Papua.
Kelima tahanan politik yang dibebaskan itu adalah Apotnalogolik Lokobal (20 tahun penjara), Numbungga Telenggen (penjara seumur hidup), Kimanus Wenda (19 tahun penjara), Linus Hiluka (19 tahun penjara) dan Jefrai Murib (penjara seumur hidup).
“Pada hari ini telah kita bebaskan lima orang ini adalah upaya sepenuh hati pemerintah dalam rangka untuk menghentikan stigma konflik yang ada di Papua,” kata Presiden Jokowi dalam sambutannya.
Kelima tahanan politik itu divonis bersalah karena terlibat pembobolan gudang senjata Kodim 1710/Wamena pada 2003 lalu. Sebelumnya penahanan mereka dipindah ke Lapas Makasar dan kemudian dikembalikan ke Papua. Kelima tapol ini berada di Lapas Abepura guna menyelesaikan administrasi grasi dengan petugas lapas.
Menurut Presiden, pemberian grasi ini merupakan langkah awal untuk membangun Papua tanpa ada konflik. Presiden menginginkan agar pemberian grasi ini dilihat dalam rangka bingkai reskonsiliasi untuk terwujudnya Papua damai.
“Ini adalah awal, nantinya setelah ini akan ditindaklanjuti pemberian grasi atau amnesti untuk wilayah yang lain karena ada kurang lebih 90 orang yang masih di dalam penjara. Sekali lagi ini adalah awal dimulainya pembebasan,” papar Jokowi.
Presiden menegaskan keinginannya supaya upaya untuk membangun Papua harus dilakukan dengan pendekatan pembangunan dan pendekatan kesejahteraan.
“Oleh sebab itu, kami ingin mengajak semuanya, baik yang ada di dalam maupun di gunung. Lupakan yang lalu-lalu kita ingin menetap semua ke depan tidak ingin ungkit yang lalu-lalu, buka lembaran baru,” pinta Kepala Negara.
Presiden Jokowi berjanji akan melakukan koordinasi dengan Kodam sampai ke bawah untuk melakukan pendekatannya dengan cara membangun dan kesejahteraan Papua. “Seperti apa, TNI ikut bangun infrastruktur, mengajar di sekolah, karena di gunung hal-hal seperti itu yang diperlukan. Bantu puskesmas,” ujarnya.
Presiden berharap dengan bebasnya kelima tahanan politik ini dapat bersama-sama pemerintah membangun Papua bersama-sama dengan cara yang berbeda-beda.
“Mungkin bisa berkebun atau honorer,” kata Presiden Jokowi dalam konperensi pers bersama kelima tahanan politik yang dibebaskan itu.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menko Polhukam Tedjo Edhi Purdijatno, Kapolri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti, dan Panglima TNI Jenderal Moeldoko. (Humas Setkab/ES)