Kunjungi Perbatasan RI – Timor Leste, Presiden Jokowi Instruksikan Pelayanan Satu Atap

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 20 Desember 2014
Kategori: Berita
Dibaca: 25.346 Kali
Presiden Jokowi menjawab wartawan saat berkunjung ke perbatasan RI - Timor Leste, di Atambua, Kab. Belu, NTT, Sabtu (20/12)

Presiden Jokowi menjawab wartawan saat berkunjung ke perbatasan RI – Timor Leste, di Atambua, Kab. Belu, NTT, Sabtu (20/12)

Seusai menghadiri peringatan HUT Ke- 56 Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT),  Sabtu (20/12) siang, Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ibu Negara Iriana Widodo, Menteri Perindustrian, Saleh Husin, dan Gubernur Frans Lebu Raya, meninjau daerah perbatasan Motaain Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Atambua, Kabupaten Belu, NTT.

Dalam peninjauan ke perbatasan tersebut, Presiden Jokowi menginstruksikan agar masalah administrasi pelayanan keimigrasian diselesaikan dalam satu pintu dan tidak manual lagi.

Menurut Presiden, pemerintah mulai 2015 akan membenahi fasilitas dan kualitas layanan di perbatasan termasuk imigrasi, bea cukai, pengamanan, dan karantina.

“Sekarang kita tinggal memperbaiki sisi-sisi pelayanan di perbatasan baik bea cukai, karantina kemudian kepolisian dan kesehatan,” kata Presiden Joko Widodo usai meninjau kondisi fasilitas di perbatasan RI-Timor Leste itu.

Presiden Jokowi mengingatkan, semua harus terintegrasi dalam satu atap dan satu pintu. Namun yang paling penting masyarakat merasa terlayani dengan baik. “Yang keluar maupun yang masuk ini yang akan kita lihat dan tahun depan akan kita ubah total,” ungkapnya.

Selain fasilitas di perbatasan dan juga layanan terkait lalu lintas masyarakat antara RI-Timor Leste, Presiden juga menegaskan rencana pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat yang berada di perbatasan.

“Tadi kan lihat sendiri memang terutama di pinggir memang kurang terperhatikan, dan ini yang akan kita mulai lakukan persiapan (proses pembenahan-red),” tegas Jokowi.

Menurut Presiden Jokowi, anggaran untuk pengembangan daerah perbatasan sebetulnya besar namun karena terpecah untuk 27 kementerian sehingga kerap kali kurang fokus.

“Itu yang akan kita ubah, kita ingin fokus dan anggarannya juga difokuskan ke fisik dahulu, ketika rampung baru masuk ke sistem pelayanan,” kata Jokowi.

Presiden bertolak dari Kupang menuju Atambua dengan menggunakan helikopter angkatan udara untuk meninjau langsung kondisi di kawasan itu.  Selanjutnya, Presiden Jokowi dan rombongan  kembali ke Kupang.

Groundbreaking Bendungan Raknamo

Setelah meninjau perbatasan, Presiden Jokowi melanjutkan agenda untuk melaksanakan groundbreaking Bendungan Raknamo, yang memiliki daya tampung atau genangan air  berkapasitas 14,9 juta meter kubik.

Air dari bendungan itu nantinya akan digunakan untuk mengairi lahan sawah di bagian hilir seluas 1.250 hektar (Ha). Selain itu, untuk pemenuhan kebutuhan air baku dengan debit 100 liter per detik atau setara dengan pemenuhan kebutuhan air bagi 100.000 kepala keluarga (KK).

Setelah mengunjungi perbatasan dan kunjungan ke bendungan raknamo, Presiden meninjau RS Siloam dan RSUD di Kupang. Selanjutnya, Presiden Jokowi dan Ibu Negara, Iriana, menyelesaikan kunjungan kerja di NTT dan kembali ke Jakarta dengan transit terlebih dahulu di Yogyakarta dengan pesawat kepresidenan pukul 17.00 dari Bandar Udara El Tari Kupang. (EN/RAM/ES)

Berita Terbaru