Kunjungi PG Gempolkerep, Mojokerto, Presiden Jokowi: Hampir Di Semua Sektor Ada Yang Main-Main

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 21 Mei 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 30.256 Kali
Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana berdialog dengan masyarakat, di PG Gempolkerep, Mojokerto, Jatim, Kamis (21/5) siang

Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana berdialog dengan masyarakat, di PG Gempolkerep, Mojokerto, Jatim, Kamis (21/5) sore

Menutup rangkaian kegiatan kunjungan kerja Presiden pada Rabu (21/5) sore, Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ibu Negara Iriana Widodo melakukan peninjauan ke Pabrik Gula Gempolkrep di Mojokerto, Jawa Timur.

Tiba di area Pabrik Gula Gempolkrep, Presiden Jokowi disambut oleh Bupati Mojokerto Musyofa Kamal Pasha dan Direktur Umum PT Perkebunan (PTPN) X, Subiono. Selanjutnya, Presiden dan Ibu Negara yang didampingi oleh Meteri Negara BUMN Rini Soemarno, Menteri Perdagangan Rahmat Gobel, dan Gubernur Jatim Soekarwo langsung menuju ke panggung untuk memberikan sambutan dan berdialog dengan petani dan masyarakat di sekitar Pabrik Gula Gempolkerep.

Dalam sambutannya Presiden Jokowi mengemukakan, tantangan negara kita ini hampir di semua sektor itu ada, di minyak dan gas di situ ada yang main-main namanya mafia minyak dan gas.

Di perikanan, terang Presiden, di situ juga ada yang main-main namanya illegal fishing, yang kita kehilangan Rp 300 triliun per tahun. Di beras juga ada yang main-main, nekan-nekan agar kita memberi kuota untuk impor.

“Yang dapat untung siapa? Bukan petani, importirnya yang suka nekan-nekan tadi,” kata Presiden Jokowi seraya menyebutkan, dengan harga impor Rp 4.000/kg dan harga pasaran di dalam negeri Rp 11.000/kg, maka importir akan untuk Rp 7.000/kg. Kalau 3 juta kg, berarti untungnya Rp 21 triliun.

Tantangan di gula, sebut Presiden, sama saja seperti di beras, ada yang main-main dengan berbagai dalih, seperti untuk industri makanan dan minuman.

“Itulah tantangan kita tapi tidak mungkin semua tantangan-tantangan seperti itu diselesaikan dalam waktu yang sama. Kehilangan ratusan triliun di minyak dan gas, yang Rp 300 triliun. Itu bisa menjadi berbahaya kalau tidak dikelola dengan baik,” papar Jokowi.

Presiden mengingatkan, agar jangan ada yang inginnya tergesa-gesa. Soal gula, Presiden Jokowi memperkirakan baru bisa diselesaikan pada tahun 2018 mendatang.

Presiden Jokowi juga menyinggung pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada awal 2016 mendatang. “. Saya belum bisa membayangkan akan jadi apa, persaingannya seperti itu antar negara, sekali lagi,” tuturnya.

Oleh sebab itu, Presiden Jokowi mengajak semua pihak untuk bekerja keras. “Segera kejar ya kejar, yang perlu bibit yang baik, carikan bibit yang baik. Yang perlu mesin yang baik, carikan mesin yang baik,” tuturnya.

Kalau tidak, kalau kita hanya normal-normal, kata Presiden Jokowi, ditinggal kita. Ditinggal betul, tahu-tahu kita bisa terpuruk.

Usai acara silaturahim dan dialog, Presiden Jokowi melakukan peninjauan ke area Pabrik Gula Gembolkrep dan Pabrik Bioetanol yang lokasinya berdekatan.

Pabrik Gula Gempolkrep berdiri sejak tahun 1912 dan merupakan unit usaha dari PT. Perkebunan Nusantara X. Pabrik yang terakhir beroperasi pada bulan November 2014 itu sebelumnya tercatat memproduksi sebesar 468.003 ton gula.

Menurut laporan Direktur Umum PTPN X Subiyono, Pabrik Gula Gempolkrep akan siap beroperasi kembali pada bulan Mei 2015 dengan target 507.714 ton meningkat sebesar 8,48%.

(Humas Setkab/ES)

 

Berita Terbaru