Kunjungi Presiden Jokowi, Presiden RRT Sampaikan Komitmen Tambahan Bantuan 20 Miliar Dollar

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 16 November 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 25.182 Kali
Presiden Jokowi didampingi Menkeu menerima kunjungan Presiden RRT Xi Jinping, d Hotel IC Santai, Antalya, Turki, Minggu (15/11) siang

Presiden Jokowi didampingi Menkeu menerima kunjungan Presiden RRT Xi Jinping, d Hotel IC Santai, Antalya, Turki, Minggu (15/11) siang. (Foto: Intan/Setpres)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jingping, di tempatnya menginap selama mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20, di Antalya, Turki, Minggu (15/11) pukul 15.45 Waktu Setempat atau sekitar pukul 20.45 WIB.

Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana dalam siaran persnya Minggu (15/11) malam mengemukakan, dalam pertemuan yang dilaksanakan di sela-sela KTT G-20 ini, kedua pimpinan sepakat untuk meningkatkan kerjasama di bidang ekonomi dan keuangan. Disamping itu, dibahas pula sejumlah isu keuangan global yang menjadi perhatian KTT G-20 kali ini.

“Presiden Jokowi menyambut baik komitmen Pemerintah RRT untuk membantu sektor keuangan Indonesia melalui pendanaan bagi perbankan Indonesia dan liquidity support,” terang Ari.

Selain itu, Presiden Jinping menyampaikan kesiapan Pemerintah RRT untuk meningkatkan Bilateral Currency Swap Arrangement yang diberikan kepada Indonesia menjadi sekitar 20 miliar dolar AS.

Ari Dwipayana menuturkan, dalam kesempatan itu Presiden Jokowi juga meminta dukungan Presiden Jinping agar pejabat Indonesia yang kompeten dapat masuk dalam manajemen puncak Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) serta keinginan Indonesia untuk menempatkan kantor regional pertama AIIB di Jakarta.

Sementara itu, terkait masalah global, Presiden Jokowi menyampaikan rencana Indonesia untuk mendorong reformasi arsitektur keuangan global di G20, seperti yang telah disampaikannya pada Konferensi Asia Afrika lalu.

“Reformasi ini segera dibutuhkan untuk menciptakan keseimbangan pada sistem keuangan internasional antara negara maju dan negara berkembang,” terang Presiden Jokowi sebagaimana dikutip Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana. (EN/ES)

Berita Terbaru